Kamis, 26 April 2018

Kasbah Ait Ben Haddou, Maroko

Kasbah Kuno tempat pembuatan film

Kasbah Ait Ben Haddou dari kejauhan
Adalah sebuah Kasbah tua yg dibangun dari lumpur dan tanah lihat.
Tempat ini menjadi bagian target utama wisatawan ketika orang berkunjung ke Maroko.
Karena sejarah ketuaan dan keunikankannya dan juga posisinyalah maka Kasbah Ait Benhaddou ini menjadi ajang pembuatan film2 kolosal terkenal diseluruh dunia seperti :
*Sodom and Gomora
*Gladiator
*Simson and Delila
*The Bible
*Abraham
*Indiana Jones
*Lawrance of Arabia
*The Jewel of The Nile
*Asterix
*Queen of the Desert
*Prince of Persia dll..

Untuk kesini bisa naik travel bus atau bus umum dr Marrakesh ke Ourzazate. Bus dari Marakesh tiap kali cuma 1x berangkat. Kalau naik grand taxi dari Marrakesh harga berkisar sekitar 200-300 dirham. Tapi kalu mau share taxi bisa sekitar 50 dirham per orang. Dan dari Ourzazate naik taxi kesini paling juga 30 dirham, kalau share dikenakan antara 5-10 dirham per orang. negolah yang kencang dgn orang maroko yg pinter ngomong.

Kalau kesini gak perlu nginap sebenarnya ( saya milih nginap krn besoknya mau ke padang pasir), kesini cukup bolak balik aja karena dlm jangka waktu 1 jam, kita pasti sdh selesai keliling Kasbah termasuk foto2 dan selfie.

Harga masuk Kasbah cuma di tarok begini
Masuk ke Kasbah ini cukup bayar 10 dirham atau kurang lebih 1 euro.
Cara menemukan atau menuju Kasbah itu gampang banget. Kampung disini sangat kecil, kampungnya hanya sepanjang jalan raya yang dekat ke Kasbah aja. yYang ada penduduknya, hotel hotel dan restaurant itu sudah pasti berada dekat Kasbah. Untuk menuju Kasbah palingperlu jalan 5 menit aja dari jalan raya sdh bisa sampe ke sana. Kalo tidak tahu jalan tanya aja pasti dikasih tahu.

Kalau mau menginap di Ait Benhaddou juga  tidak apa apa  karena penginapan disini lumayan murah. Saya aja bayar 200 dirham (18 euro) sudah bisa mendapatkan hotel bagus dengan  view ke Kasbah. Hotel La Baraka namanya. Tadinya mereka meminta ku 250 dirham/malam, lalu ku tawar minta 200. Mereka bilang kalau mau yang harga 200 ambil kamarnya cuma bisa di kamar yang paling atas, di Lantai 3.Lucunya ketika saya lihat, justru kamar paling atas ini yang paling bagus menurutku karen langsung menghadap teras dan terasnya luas bisa memandang 360 derajat ke seluruh Ait Ben Haddou juga ke seluruh Kasbah.  Awww..what a luck...Tentu aja saya langsung mengiyakan.

Disini jg aman banget kata orang lokal, krn polisi berpakaian preman ditempatkan dimana2 bertugas menjaga keamanan tourist spy tidak terjadi kasus pelecehan, pencopetan, penipuan dll karena penduduk disini mata pencahariannya ya hanya dari tourist.
Mereka sangat takut hal jahat disini terjadi, takut kalau tourist tidak mau datang lagi.

Catatan: Jika kalian menyeberang sungai melalui karung pasir yang di pakai untuk melompat menuju Kasbah, jangan pernah mau dibantu sama anak anak yang menawarkan bantuan. Jangan pernah mau dipegang tangannya, dibimbing apalagi di bawain barangnya. Kalian akan kecele karena akan ditagih bayar. Aku yang udah mati matian nolak aja ditagih bayar karena mereka sudah nemenin jalan disebelah ku jar.
 Laah....anak anak ini,  belum tahu dia kalo emak ini galak. Langsung tak omelin pake bahasa apa aja gak perduli mereka ngerti atau ndak. Tak balikin kata2nya " kenapa lo mau ngekor disamping maaaass." Terus mereka mengkeret ngga jadi lanut nagih dan pergi mengejar turis lainnya. Duuh.. Tourist scammers banget deeh...!!!


Teras Hotel kami
#AlceMaroko
#AlceAitBenhaddou
#AitBenhaddou
#Maroko



Cara ke Padang Gurun Sahara

Why Erg Chegaga?

Kenapa harus ke Erg Chegaga?

Paradise on earth of Chegaga
Ketika kalian tanya2 orang yang sudah pernah ke Maroko tentang harus ke gurun mana sebaiknya kalau mau ke padang gurun di Maroko, pasti kalian akan mendapatkan opini yang berbeda. Dan sueer..pasti bikin bingung untuk memilihnya. Begitupun dengan saya awalnya.

Banyak yang mengatakan ke Merzouga yang lebih bagus, murah dan gampang...tetapi ketika saya bertanya ke orang2 maroko yang berasal dari suku Nomad mereka mengatakan lebih baik ke Erg Chegaga, karena lebih wild jar.

Baiklah baca terus uraian dibawah ini, semoga bisa membantu kalian memilih dengan baik.


Gini,
Ketika mau ke Padang Pasir saya search bener2 di internet tentang informasi yang ada. Mau kemana, pilih yang mana dan kenapa? Karena
Trip semacam ini bagiku adalah semacam trip yang once upon a lifetime. Jadi harus hati2 memilih!
ya perhitungan orangnya. Saya ngga mau rugi kalo sudah keluarin biaya mahal, dan waktu juga hilang lalu habis itu ngga puas dengan perjalanan saya. Ogaaahh…!!!
Untuk ke Erg Chegaga ini memang sulit sekali dan mahal. Tidak ada transport umum! Kita harus pergi ke Desa terpencil Mhamid yang merupakan desa terakhir yang kita temui sebelum menuju ke Erg Chegaga.
Aku dengan suku Nomadku
Kalau mau naik bis umum kesini cuma ada 1x perhari yang akan tiba menjelang tengah malam. Nah, berarti harus sudah siap dengan booking duluan doong hotelnya. Disini juga ngga ada taxi atau ojek, jikalau kalian tiba disini dan bertanya kearah mana pergi menuju hotel maka akan banyak yang menawarkan bantuan untuk mengantar (jalan kaki) untuk menuju ke hotel.
Tapi jangan kaget yaa..., itu tidak gratis, harus ada imbalannya!! Saya merasa ini bagian dari tourist scam loohh…
Kalo mau cara yang gampang dan aman sih beli paket open trip dari Marakesh. Tapi jangan kaget yaa semuanya mehoong abiiss…untuk paket 4 days 3 night aja harganya bisa sampe 300-400 euro/orang belum lagi kita masih nanggung resiko scam yang kemungkinan tidak dibawa ke destinasi yang kita inginkan (karena pikirnya toh kita ngga tahu) lagian kl sdh ngikut kita jg ngga bias protes dan mundur kaan. Emang mau di tinggal di gurun batu yang tandus apa??
Juga jangan percaya trip yang murah2 karena gitu deeh…
saya banyak sekali dengar disana orang complain karena tujuan trip yang tidak sesuai, Ini masalah umum yang sering terjadi di Maroko.
Yang baik adalah menderita dikit. Pergi sendiri ke Mhamid lalu setelah sampai disana tanya2 sama penduduk lokal atau agen2 trip disana yang berada diseputar jalan desa Mhamid.
Ingat, pasti kalian dapat harga yang berbeda2. Dan everybody want to make money on you here loh. Komisi diatas komisi!! Jadi pintar2 mencari dan menawar sampai teler. Lebih baik lagi kalo kalian bisa ketemu pemilik mobil 4x4 yang mau menuju kesana jadi bisa cut down the price. Untuk Penginapan disana banyak tenda2 suku Nomad yang tersedia untuk tourist jadi gak usah khawatir kalo gak ada tempat menginap.

Anakku dibawa jalan2 naik onta udah termasuk dlm paket
Desa Mhamid merupakan desa kuno yang terbilang sangat kecil. berpenduduk Suku Berber atau dikenal juga dengan suku Nomad. Mereka boleh dikatakan primitive, suku yang miskin dan terbelakang. Disini tidak ada fasilitas apapun. Hotel juga ada beberapa dan masih terbilang masih murah. Masih ada warung2 kecil yang berjualan keperluan sehari2, kalo warung makan ya limited banget dan kemungkinan juga ngga pas sama makanannya. Saya juga tidak cocok, untungnya saya bawa Salami dan butter dari Jerman sehingga kami tinggal beli rotinya aja untuk makan. Nyesel banget saya tidak bawa indomie looh.
Saran,
Di desa Mhamid kalian masih bisa membeli aqua, jadi kalau sudah mau berangkat ke Chegaga bawalah botol aqua secukupnya untuk keperluan minum kalian, karena disana sudah tidak bisa membeli apapun lagi. Pemilik Tenda pun pasti tidak menyediakannya buat tamu tenda.
Bagaimana saya melakukan Trip saya ke Chegaga?
Jauh sebelum kesini saya sudah saling berhubungan dengan member couchsurfing yang menghubungi saya yang bernama Hassan. Tapi seperti kebanyakan member disini itu tidak mengerti apa itu CS yang sebenarnya. Mereka mah straight away nawarin paket ini dan itu dst. Semua mau cari uanglah. Tapi aku juga gak terlalu perduli, yang penting ada tempat utk komunikasi dan bertanya ala2 ku laah. Hassan menawarkan ku paket ke Chegaga gak kalah mahalnya dengan hotel tapi setelah kutekan dia akhirnya dia mau kurang.
tenda kami ada 8 tapi cuma aku dan anakku saja tamunya
Jadi lah aku bayar 1.500 dirham/malam utk 2 orang ; aku dan anak ku. Harga sdh inclusive semuanya(transport,nginap di tenda, makan, naik onta dan bisa pake alat sand boarding). Mahal sekalee memang, tapi apa iya aku mau rugi setelah capek2 kesini cuman end up di Mhamid?
Kalau cuma mau menikmati dunes (bukit2 berpasir) yang kecil sambil menikmati naik camel sih bisa juga dilakukan di Mhamid dengan membayar 400 dirham, tapi you know lah thats not a real desert (kata orang Maroko) itu mah sekedar jalan2 dipadang tandus aja buat mereka.
Alhasil kami deal dan berangkat dengan menggunakan penawaran dari Hassan. Dia carikan kami mobil, kami berangkat ke Chegaga. Hassan ikut menemani, sopir bawa anak lelaki kecilnya biar ada yang bermain bersama Ribka.
Perjalanan menuju ke Chegaga menempuh waktu 1, 5 jam padahal jaraknya cuma 60 kilometer lhoo.
Karena jalan disana itu liar (Cuma padang gersang berbatu atau berpasir) maka sangat dibutuhkan keahlian supir untuk menyetir juga karena tidak ada jalan resmi dibutuhkan pengetahuan sopir yang baik untuk mengetahui kemana dia harus menemukan arahnya.
Tidak ada pohon tidak ada tanda apapun yang menandai arah membuat kita tidak bisa nekat berangkat sendiri kesana.

Suku Nomad, pelayan tenda kami
Aku juga sampai membatin, kalo mereka ini jahat sama kami, pasti kami akan tinggal namanya saja.
Ketika kalian kesini jangan membayar penuh sebelum kembali, bikinlah perjanjian kalau tidak melewati Oasis atau kalau tidak sampai ke Chegaga maka kalian tidak akan membayar penuh. Ohh..harus pake ancaman of course kalo gue mah gitu. Karena tidak ada jaringan jadi download lah offline map dari google supaya kalian bisa tahu posisi kalian berada dimana.
Akhirnya kami sampai ke tenda. Aku check offline map ku, benar …kami berada di Erg Chegaga dan tenda kami persis di sebelah Bukit pasir yang terkenal itu. Total tenda ada 8 buah, tapi kami satu2nya tamu tenda malam itu namun saya sudah tidak ngeri lagi karena feeling saya mengatakan Hassan dan sopir asli ramah dan baik.
Ditenda juga ada 2 orang pengurusnya, 2 laki2 Nomad yang menyambut kami dengan ramah. Setelah meletakan barang kami ditenda, kami langsung keluar menaiki bukit2 pasir itu.
Menurut suku Nomad disni, Erg Chegaga adalah padang pasir yang masih liar dan mereka mengklaimnya sebagai padang pasir yang sebenarnya di sahara.
Bukit2 berpasir itu bisa mencapai ketinggian sampai 60 meter, sayangnya aku cuma punya Hp camera (seperti biasa aku malas nenteng real camera) jadi tidak bisa ku abadikan seindah realnya suasana.

Malam hari suku nomad bermain music, saya menari
Erg Chegaga sangat syahdu, tidak ada network, tidak ada internet, tidak ada lampu apalagi suara mobil dan motor, yang membuat suasana disini bagaikan suasana Hari Nyepi di Bali.
Malamnya, setelah makan… 2 Pengurus tenda, sopir dan anaknya, juga Hassan yang semuanya merupakan suku Nomad asli. Mereka membuat api unggun persis di depan tenda kami. Lalu mereka memainkan Jembe membuat percusi yang cantik.
Tak tahan sekedar duduk menikmati, aku mengambil rok belly dance yang sengaja ku bawa, aku mulai menari…maaang tareeekkkk maaang…
Jangan harap ada video dan foto bagus. Karena partner in crime ku (Ribka) lebih senang menikmati suasana dari pada maen camera. Ya iyaaalaaah..😂😂
Semua sumringah, tidak ada yang usil tidak ada yang mengganggu ku padahal cuma aku dan ribka disana perempuannya.
Jauh dari tenda kami juga ada tenda2 lainnya (saling berjauhan) dan dari tenda2 itu pun terdengar suara music memainkan gendang. Aku dan Ribka sangat menikmati real life of Nomaden life ini..
Besoknya kami pulang dan tidak kekurangan apapun, membawa kenangan yang tak terlupakan dan mungkin cuma terjadi 1x seumur hidup ini.
#AlceChegaga
#AlceMaroko
#ErgChegaga
#Maroko

Selasa, 24 April 2018

14 Hari caraku Keliling Maroko


Caraku melakukan perjalanan.

Kemana aja siih?


Total jalan yang kami ukur adalah sepanjang : 3564 km, menghabiskan uang bensin 1.250 dirham, bayar toll total 220 dirham. mengunjungi 14 kota, tidak termasuk kampung dan kota yang sekedar numpang lewat, pipis atau sekedar ngaso dan istirahat makan. Kami memulainya dari kota Tangier karena saat membeli tiket yang paling murah adalah yang dari Tangier, lagian alasan utama lainnya adalah saya menempatkan Kota Biru Chefchaouen sabagai target utama saya yang harus dikunjungi dan dari Tangier adalah cara yang termudah. Dengan memilih lewat Tangier duluan akhirnya saya bener-bener bisa keliling Maroko dengan puas. Kalo memilih first city enter-nya lewat kota lainnya duluan, saya yakin belum tentu saya menginjakkan kaki di kota Tangier ini.


Gimana ceritanya kok dalam waktu sesingkat ini bisa keliling muter-muter ribuan kilometer padahal saya travelling dengan anak kecil yang baru berumur 8 tahun??
Si Bapak Jerman itu

Ingat kan cerita saya , 2 bln sebelum travelling ke Maroko saya memposting di group traveller couchsurfing. Saya memposting tentang trip plan saya ke Maroko.
Dari waktu yang 60 hari itu saya mendapatkan 67 tawaran yang menawarkan hosting ke saya, padahal tujuan saya memposting bukanlah untuk mencari tempat menginap gratis, tetapi murni untuk sekedar mencari catch up atau mencari wadah bertanya apa tentang keadaan di Maroko. Karena jujur saja suami sangat berat hati melepaskan saya dan anak untuk berangkat kesini karena orang di eropa umumnya menganggap Maroko bukanlah tempat yang aman untuk dikunjungi. Masih banyak tempat lain yang aman dan yang lebih bagus dari sini begitu katanya yangsering aku dengar.

Lalu dari contact couchsurfing yang menghubungi saya, aku mulai menyaring dan memilih yang mana aku mau keep in contact atau bertukar nomor WA.

Akhirnya untuk tujuan singgah dan bermalam di Tangier aku memilih tinggal di rumah seorang member Couchsurfing seorang Bapak yang berwarga negara Jerman yang sudah berumur 62 tahun. Alasan utama memilih Bapak ini, selain sama-sama berasal dari Jerman kami bisa berkomunikasi dalam bahasa dan saya karena sudah lama tinggal di Jerman sudah mengenali dengan baik adat dan prilaku orang-orang dari negara ini. Selain itu Bapak ini memiliki profile yang clear dan referensi yang baik tentangnya. Mempunyai pekerjaan yang jelas dan bisa di percaya. Bapak ini bekerja sebagai direktur sebuah perusahaan logistic di Tangier. Dari mana saya tahu? Di profilenya ditulis dengan jelas dan setelah kita kenalan melalui Wa bapak ini memberikan kartu nama dan alamatnya.

Saya dan anak saya Ribka di jemput di airport ketika kami tiba di Maroko. Bapak ini sendiri yang menawarkan untuk menjemput kami. Saya sebelum tiba sudah memberi tahu duluan jika saya hanya ingin menginap 3 malam saja dirumahnya. Di Tangier kami diantar kemana-mana, diajak keliling-keliling mulai dari tempat wisata penting di Tangier bahkan sampai tempat yang hanya orang Maroko saja yang tahu. Hal yang paling membuat aku berterima kasih adalah kami di antar jalan-jalan ke Chefchaouen, sebuah kota kuno Maroko yang terkenal dengan julikan si Kota Biru. Padahal awalnya aku agak rada-rada bingung bagaimana nge-set jalan-jalan ke Chefchaouen karena selain tidak ada jalan kereta yang ke sana, juga informasi yang saya dapatkan untuk jalan-jalan kesana itu masih agak semrawut sistemnya. Namun keberuntungan itu lagi ada di fihak saya, kami bahkan tidak hanya diantar pulang pergi, tetapi kami juga diajak jalan-jalan melewati kota-kota lain disekitarnya. Dibawa ketempat makan murah-murah dan enak-enak. Di rumahnya, bapak ini bahkan selalu memasak untuk kami (hobbynya masak). Setiap pagi disaat kami bangun, beliau selalu menyiapkan breakfast ala Jerman buat kami.…hahaha…betapa beruntungnya yaa.

Saya tentu saja berusaha berkontribusi, berusaha membayar makan jika kami makan diluar, membeli groceries jika kami ke supermarket.  Menawarkan diri membeli atau membayarkan bensin untuk mobilnya yang dipake jalan-jalan. Tapi bapak ini selalu menolak tawaran ganti ongkos bensinnya, yang sering diterima paling jika saya membayar makanan. Itupun terkadang masih sering ditolak. Mungkin nggak nyaman dibayarkan perempuan kali.

 Mungkin karena melihat antusiasku setiap hari yang penuh expressive, Bapak ini jadi tertarik untuk melakukan traveling bareng. Beliau menawarkan ku untuk keliling Maroko bareng. Mulai dari rumahnya di Tangier, kekota-kota penting di Maroko, ke tempat-tempat yang dia juga belum pernah kunjungi, bahkan sampai di Padang Gurun Merzouga.

Kebayang khan kemana-mana diantar pake mobil pribadi, bahkan seperti ada pengawal? Bukan naik turun bus atau kereta seperti yang aku rencanakan? Ohh..betapa mudah, murah dan amannya perjalananku ini nanti bathinku.

Tapi dasar karakter ku adalah seorang petualang sejati. Ditawarin kemudahan kayak gini aku kok malah gak suka yaa…malah mikir lagi, takut nanti gak puas! Lah gimana…?? Pikirku ; Bapak ini adalah seorang Jerman. Yang walaupun sudah 5 thn tinggal di Tangier tapi tetap bukan seorang lokal. Ini akan mengurangi cita rasa ku dalam travelling.  Lalu menurutku karena umurnya yang sudah tua dan karakternya yang serius membuat dia jadi orang yang nggak asik buat travelmate ku nanti.
Kalau mau cekakak cekikik gak jelas aja pasti merasa gak nyaman. Dan pasti gak mungkin di ajak gila!! Kita mau selfie bolak balik di depannya juga ya pasti jadi risih. Nah mana mau kaannn. Ini membuat ku berpikir seribu kali jika jalan dengannya. Pasti gak mau rugi kaaan..???.hihihi…Gratis aja belum tentu menyenangkan...hihihi, garuk pala barbie deeh..wkwkw..

Youssef dan Elliassengaja  bergaya Nomad

Jadi, dari pada travelling ku gak puas, dan gak nyambung lebih baik aku cut aja dengan beliau sampai disini. Aku cut dengan sopan tentunya. Berani bener kaan akuu?? Dikasih jalan yang gampang dan enak kok malah nyari-nyari yang lain, mo cari susah ??

Karena aku sudah meng-cut Bapak ini, malam kedua di rumahnya aku mulai buka file travelling communityku lagi. Lalu ada anak muda mahasiswa dari Rabat yang menawarkanku untuk travelling sama-sama, share cost keliling Maroko. Intinya dalam perjalanan itu aku membayar 2.250 dirham(mobilnya kami sewa) plus biaya bensin dibagi bersama selama perjalanan dan tujuan boleh kemana aja sesuai persetujuan bersama selama 12 hari (cuma 12 hari karena masa tinggal ku sudah kepotong di Tangier ). Katanya, jika aku keberatan membayar sejumlah diatas, kita bisa tambah orang lagi supaya lebih ringan lagi biayanya.  Tapi aku langsung menolak! Perjalanan 12 hari keliling naik mobil bahkan boleh kemana saja dengan biaya 2.250 dirham itu cuma sekitar 220€ atau kata mbah google,  it's cost nothing looh. Aku nggak mau banyak-banyak orang di mobil, aku nggak mau rame. Jadilah kami berangkat cuma ber-4. Aku dan anakku Ribka, Youssef dan teman nya Ellias anak seorang komissaris polisi di Rabat.



Walaupun tadinya aku penuh perasaan ragu terhadap Youssef karena hanya mengenalnya dari Media Couchsurfing aku merasakan energy yang baik saat chatting dengannya di wa. Jadi walaupun melihat profilenya yang kosong tanpa referensi dan dia seorang Maroko asli, aku memberanikan diri setuju jalan bareng dengannya…Kami bikin janji ketemu dengannya di Kota Rabat, aku dan Ribka naik kereta dari Tangier kesana. Dan anak muda ini menjemput kami di Stasiun kereta Rabat tanpa memungut biaya lalu kami di ajak kerumahnya dan dikenali dengan orang tua dan saudaranya.

Youssef adalah seorang Mahasiswa cerdas yang mendapat beasiwa mulai dari SMA kerena kepintarannya akan matematika dan fisika. Dia mahasiswa khusus yang belajar tentang nuklir, dan dapat berbahasa Inggris dengan sangat fasih.

Youssef membawa Ellias, anak seorang Kepala Komisaris Polisi Ibukota Rabat. Alasannya membawa anak ini karena kami bisa memanfaatkan pengaruh Bapaknya Ellias. Kami meminjam lambang polisi tertentu dari Bapaknya untuk di tarok di kaca depan mobil  untuk mendapatkan special treat dan respect dan menjaga keamanan kami di jalan !!

Membawa lencana polisi yang ditempel di depan mobil membawa kemudahan dan pengalaman tersendiri.  Paling enggak, untuk parkir gak pernah ada yang berani minta duit…hahaha..
yang ini sering bikin ketawa, karena pas tukang parkir minta duit parkir begitu melihat lencana, mereka langsung mundur bilang gak usah bayar...hahaha…Biaya parkir nggak mahal memang, tapi kami puaaasss bisa ngerjain….














Ada lagi,
Di Maroko itu kontrol polisi dijalan ketat buanget. Aparatnya juga masih suka korupsi dan cari celah buat malak kendaraan dijalan. Karena di Maroko itu masih seperti di Indonesia juga, orang sering membawa kendaraan tanpa surat menyurat yang lengkap bahkan terkadang tanpa sim. Maka polisi sering melakukan menyetopan kendaraan dijalan dan melakukan pengecekan surat menyurat. Selain itu mereka sering mengontrol orang asing dan mencari-cari kesalahan supaya dapat uang lebih, nilep ceritanya. Nah, kami juga sering di stop, tapi biasanya begitu lihat lencana langsung dibiarin lewat.

Sialnya, pas dalam perjalanan pulang menuju Ibu kota Rabat kami di stop untuk alasan yang tidak jelas, kesalahan yang dicari-cari. Kami diminta membayar 400 Dirham, tentu saja anak 2 ini menolak habis-habisan. Tapi polisi memaksa dan meminta kami tetap membayar walaupun mereka sudah melihat lencana yang ada mereka tidak perduli.
Akhirnya Ellias menelpon Bapaknya. taraaa…Bapaknya Elias meminta bicara dengan polisi yang menahan kami. Begitu telepon diberikan, polisi yang tadinya keras banget dan ngotot meminta kami membayar langsung mengkeret merunduk runduk meminta maaf karena telah mengganggu perjalanan kami…..wuahahaha..
serasa VIP banget deh rasanya…hahaha…
Masuk ke dalam mobil kami langsung pergi… #ngakak,!!!

Anak dua ini juga seruuuu bangeeet…dua-duanya kocak dan koplak gak pake jaim! Gila habiiiss…

Walaupun Youssef berasal dari keluarga kelas menengah dan memiliki rumah yang disewakan lewat Airbnb (rame terus loh) Ellias yang seorang anak Komisaris polisi ibu kota, anak 2 ini hemat habis. Apa-apa nggak mau yang mahal, apa-apa nawarin sampe teler. Jadi masuk hotel, beli makanan atau apapun kita selalu berusaha mendapatkan tarif seminimum mungkin..hahhaa…

Ellias pintar bermain music, kami membawa gitar dan tabla di mobil. Dimana pun kami stop dan mengaso kalo ada tempat yang bagus untuk bermain musik dia akan memainkannya. Bahkan sering dalam perjalanan yang panjang di dalam mobil, dia memainkan gitarnya dan kami bernyanyi bersama-sama. Walaupun jalan jauh gak terasa dan tidak membosankan. Nah lagi-lagi beruntung, kaan??

Pengalaman paling lucu terjadi di Kota Essaouira, ketika kami yang kelaparan duduk makan di restoran, ada group music yang datang mengamen pake tabla dan biola. Karena kurang puas dengan permainan pengamen, si Ellias meminjam alat mereka dan memainkan alat musiknya sambil terkadang bernyanyi. Melihat dia bermain dengan indah, tak tahan aku  bangkit berdiri dan menari (fyi, aku bisa belly dance yah). Orang di dalam restoran pada bersorak seru dan rame sekali mendukung kami, apalagi terhadap aku yang turis..hahhahaSuasana jadi hangat dan bikin semua orang senang. Si pemilik restaurant pun karena senang memberikan kami gratis minuman. hehehe.


Dalam perjalanan kami, aku dianggap cukup baik oleh anak 2 ini, mereka dua sangat respect sama aku dan sangat melindungi sekali. Dalam perjalanan kami karena mereka 2 fuul yang menyetir, jadi aku mau imbangi kebaikannya. Kalo makan sering aku yang traktir, lagian karena memang murah. Sistem makan di Maroko juga sama seperti di Indonesia, apapun yang kita pesan bisa kita share dan dimakan bersama-sama.

Karena sering menceritakan tentang perjalanan kami dan bagaimana aku sering mentraktir mereka, orang tua ke dua anak ini justru penasaran pengen bertemu dengan ku. Mereka mengundang saya dan Ribka ke Rabat untuk bermalam di rumah mereka sebelum kami pulang ke Jerman.
Kami kerumahnya , rumah kedua orang tua Youssef dan Ellias. Di jamu ala keluarga Maroko dan diterima dengan ramah sekali. Serasa aku dan Ribka telah menemukan keluarga baru disini. Ketika pergi kami juga diantar ke stasiun dan di wanti-wanti kalau ke Rabat lagi suatu hari nanti tidak boleh tinggal di hotel tapi tinggal di rumahnya saja. Amiinn…

Mobil yang kami pakai

Rute perjalanan kami di Maroko:

Tanger-Chefchaouen-Tanger = 228 km, 4 jam
Tanger-Rabat=250 km, 4 jam
Rabat-Casablanca=86,9 km 1,5 jam
Casablanca-Marrakesh = 243 km = 2 jam 39 menit
Marrakesh-Essaouira = 258 km = 3 jam 46 menit
Essaouira-Agadir =286 km = 3 jam 24 menit
Agadir-Ait Ben Haddou = 443 km = 7 jam
Ait-Ben Haddou-Ouarzazate = 30,3 km = 3,5 jam
Ouarzazate-Zagora = 163 km = 3 jam
Zagora-Mhamid = 98, 8 km = 5 jam real
Mhamid-Erg Chegaga = 60 km = 1,5 jam real
Erg-Chegaga-Mhamid = 60 km= 1,5 jam real
Mhamid – Errachidia = 556 km 10 jam
Errachidia- Fez = 336 km 6 jam
Fez-Rabat = 206 km, 3 jam
Rabat Tanger = 259 km, 3 jam

* Kalau kalian mengecek jarak di google jangan percaya yaa, perjalanan di Maroko selalu lebih lama dari yang diukur google*

Catatan ; Anak 2 ini tidak ikut trip kami ke Erg Chegaga karena mereka tidak mau membayar biaya yang mahal. Mereka 2 memilih tinggal di desa M'Hamid rumah Hassan seorang member couchsurfing yang menghubungi ku melalui postinganku di di CS.  Mereka menunggu kami didesa M'hamid sampai aku dan Ribka kembali dari padang gurun Erg

Chegaga.

*Baca cerita saya lainnya https://alceganyau.blogspot.de/2018/04/cerita-lengkap-tentang-maroko.html

Cerita Lengkap Tentang Maroko



Lagi lagi tentang Maroko..

Kok gak ada bosan dan henti2nya cerita tentang Maroko yaa. Kalo kalian bosan membacanya…..Entaaarrr…!!!
Untuk kalian yang berniat ataupun bermimpi datang kesana mestinya harus baca ini dulu yaa.

Adat dan kebiasaan, Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Maroko?
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan kesana?
Makanan di sana cocok apa tidak yaa untuk lidah kita?
Akomodasinya gimana,  mahal enggak sih?
Bagusnya pergi kemana? Transportnya apa? Gimana?

Inilah pertanyaan2 klasik yang sering kita dengar dan harus diperhatikan jika kita berniat pergi kesuatu tempat yang tidak kita kenal sebelumnya. Mari, Yuuk bekali diri kalian dengan informasi yang cukup.

Adat dan Kebiasaan :
Lelaki disini adalah raja, mereka mempunyai kebebasan yang hampir tak berbatas. Mereka bebas melakukan apa saja dan pergi kemana saja dan jam berapa aja.
Maroko yang warga negaranya mayoritas beragama muslim 99 % merupakan sebuah negara yang masih sangat kuat memeluk dan mempertahankan tradisi agamanya.
Hanya ada lelaki dan perempuan tua
Perbedaan antara laki laki dan perempuan itu sangat kentara dan sangat di bedakan. Para lelaki memiliki kebebasan yang tanpa limit. Lelaki boleh kemana saja, kapan saja, bertemu siapa saja dan melakukan apa saja. Sedangkan perempuan hanya memiliki kebebasan keluar rumah bebas di masa kanak kanak. Ketika mereka telah mengalami masa akil  balik maka anak perempuan hidup bagaikan di dalam tudung, dipingit dan hilang kebebasannya.

Perempuan dan laki-laki tidak boleh bertemu sesuka hati, tidak boleh saling berkunjung dan tidak boleh jalan-jalan bareng keluar bersama-sama. Tempat dan kesempatan yang baik untuk para remaja bertemu dan bersapa ria adalah di Sekolah dan di tempat kuliah saja. Diluar itu mereka harus saling menghindar.
Maka yang paling berfungsi untuk mereka berkomunikasi adalah sosmed itu pun masih sembunyi2. Hp dan chatting WA lah yang membantu mereka utk menjadi dekat didalam batasan2 kultur yang ada.

Hal yang membuat aku shock karena sebelumnya tidak tahu adalah ketika seorang laki2 entah itu anak muda remaja, dewasa atau sudah tua, jikalau dia seorang perempuan yang ada didalam keluarga itu maka dia tidak boleh menampakan diri mereka jika ada orang (laki-laki) yang berkunjung ke rumah mereka. Termasuk sang ibu sebagai nyonya rumah juga harus menyembunyikan dirinya. Didalam rumah keluarga Maroko biasanya ada 2 ruang tamu, ruang tamu keluarga dan ruang tamu khusus untuk tamu yang dipisahkan dengan pintu. Jadi ketika ada laki2 yang berkunjung kerumah mereka, pintu tembus ke ruang tamu keluarga harus ditutup dan sang perempuan tidak boleh melewatinya sampai ada pemberitahuan kalo tamunya sudah pergi maka mereka boleh keluar.

Hal-hal lain yang juga membuat aku heran sebagai seseorang yang tinggal di negara bebas.
Perempuan-perempuan Maroko tidak  diperkenankan bebas keluar rumah, sepanjang jalan yang ada hanyalah para laki-laki. Hanya Para lelaki yang boleh melakukan aktivitas di luar rumah baik itu berjualan atau pun melakukan pekerjaan2 lainnya. Dan kalau pun ada perempuan,  itu hanyalah para perempuan perempuan tua yang mereka pun masih harus tetap membungkus diri mereka dengan rapat, berjilbab dan berburka (hanya kelihatan matanya saja). 

Melihat hanya ada  para lelaki dan perempuan2 tua di jalan adalah hal yang sangat umum. Terutama di daerah kampung dan kota kota kecil. Kalau didalam kota kota besar moderen seperti Rabat, Casablanca,Tangier, dan kota kota turis seperti Marrakesh, Fez, Chefchaouen dan Ait Ben Haddou mungkin akan ada beberapa perempuan yang kelihatan di muka umum dan bekerja. Tapi jumlahnya tidak banyak dan itu pun pastinya sudah harus melalui persetujuan suami dan keluarga. Di kota besar tersebut diatas juga tidak apa2 bagi kita orang asing berpakaian dengan alanya kita sendiri. Kepala boleh tidak di tutup, bahu boleh terbuka dikit tidak akan ada yang usil. Penduduknya masih bisa menerimanya karena mereka sudah sering berhadapan dengan turis. Disini mereka menerima perbedaan budaya dengan wisatawan. Tapi penerimaan ini hanya untuk para pelancong, bagi keluarga mereka sendiri semua perempuan harus tertutup dan tidak boleh bepergian dengan lelaki lelaki yang bukan keluarga dekat seperti kakak atau adik atau bapak.
Ditempat seperti ini saya selalu berpakaian rapat
dan menutup kepala
Yang sangat tidak biasa bagi orang maroko adalah melihat orang bercelana pendek atau ber-rok pendek selutut atau melihat kulit telanjang secara langsung. Hal ini adalah sebuah bencana. Mereka tidak biasa melihat seorang wanita dengan kaki berkulit telanjang. Dont do it here walaupun cuaca sangat panas sekalipun, karena kalian akan menjadi orang yang akan dilihat penuh dengan hujatan mata. Kalaupun memang niat pake rok selutut (diatas lutut jangan sama sekali) pake lah stoking hitam jangan yg sama warnanya dengan kulit.
Hal lain yang juga tidak boleh dilakukan ; janganlah membidik kamera kalian ke arah para wanita yang memakai pakaian terbungkus, berburka, bercadar atau apapun yang menurut kalian menarik utk difoto. Mereka para lelaki bahkan anak2 disekitarnya akan bisa sangat agresive melawan kalian.
Juga jika kalian melihat gerombolan para lelaki dengan pakaian tradisionalnya jangan pernah menjepret mereka, ini sangat terlarang dan tidak disukai oleh mereka. Hati2 lah!
Ketika bertemu seseorang dijalan dan kalian di undang ke rumahnya, jangan heran kalau kalian tidak bertemu dengan anggota keluarga perempuannya karena itu memang tidak boleh. Dan kalaupun kalian sampai bertemu, itu adalah pengecualian yang luar biasa(mungkin kalau kalian perempuan bisalah bertemu sesama perempuan), Jangan pernah memotret  para anggota keluarga perempuan tersebut. Saya punya pengalaman tentang ini semua!
  
Waktu berkunjung yang tepat ke Maroko.
Untuk WN Indonesia yang rentan dingin, waktu terbaik untuk berkunjung ke Maroko adalah pertengahan Maret sampai akhir bulan Mei.

Kenapa?
Karena cuaca dan temperatur di Maroko itu kadar perbedaan antara daerah satu dangan daerah lainnya lumayan extrim.

Kalau mulai pertengahan Maret itu cuaca di pesisir pantai seperti Tanger, Essaouira dan Agadir masih sangat dingin (siang 15-18 derajat, malamnya 8-10 derajat aja dingin banget) , Daerah seperti Chefchaouen, Fez, Rabat, Casablanca, Marakesh, Merzouga dan Mhamid sudah lebih hangat antara 22-25 derajat kalau siang sedangkan malamnya 12-18 derajat.

 April sepertinya adalah waktu yang terbaik. Karena kalau di pesisir pantai pasti sudah hangat, tidak perlu berjaket tebal. Laut masih belum bisa direnangi karena airnya masih dingin berkisar 20-23 derajat saja. Di Daerah seperti Chefchaouen, Fez, Rabat, Casablanca, Marrakesh, Merzouga dan Mhamid cuaca sangat sempurna untuk siang hari. Sudah seperti musim panas. Tidak perlu pake jaket tidak perlu pake baju tebal. Tapi kalau lepas tengah malam masih akan terasa dingin banget jadi saya sarankan tetap bawa baju tebal ya. Kalau tidak, di hotelpun pasti menyediakan selimut ambal tebal.

Bulan Mei-juni, Cuaca pasti sudah panas dimana mana sama panasnya seperti di Indonesia, tapi dari Marakesh sampai ke Padang gurun sana panas sudah mulai menyengat banget. Bahkan untuk bulan Juni sudah mulai sedikit yang mau ke padang gurun karena orang biasanya sudah tidak tahan akan panasnya yang menyengat bagai di neraka.
Dari bulan Juli sampai September aktivitas turis ke gurun sudah tidak ada. Tidak ada yang mau kesana. Orang lokal bahkan termasuk suku Nomad yang berada disana pun semua memilih tinggal di rumah saja karena tidak kuat akan panasnya padang gurun yang panas. Biasanya mereka akan pergi kedesa atau berkelana ke kota mencari pekerjaan sementara atau mengemis di kota. Mereka akan balik lagi ke gurun setelah musim berganti dan panas mereda.


Makanan, Makan apa saja di Maroko?
Makanan yang paling terkenal di Maroko adalah Tajin. Tajin itu ada dimana mana. Ada Tajin daging dan ada juga Tajin vegetarian. Saya terus terang tidak terlalu menyukai Tajin, di Maroko saya memakan Tajin cuma 3x stelah itu enek dan gak mau lagi karena kurang cocok dengan bau jinten dan kunyit nya mereka. Kunyit yang mereka pake tidak sama dengan kunyitnya kita.
Makanan terkenal yang agak cocok di lidah saya adalah Kefta. Kefta ini adalah daging giling (bisa juga cuma dipotong2) yang diberi bumbu khas maroko dibuat bulat spt bakso lalu di tusuk dan dibakar seperti sate, tapi kalo makan ini tiap hari juga bosan kaan...

Couscous adalah makanan terkenal lainnya. Tapi couscous adalah makanan tradisional yang mengandung unsur tradisi ke agamaan. Couscous tidak dimakan setiap hari dan tidak dijual dimana-mana tetapi couscous dimakan pada hari besar agama atau tiap hari Jum’at dimana hari Jum’at adalah hari istirahat dan hari penting untuk keluarga berkumpul dengan keluarga atau teman2nya bagi orang Maroko. Biasanya masing2 keluarga akan memasak couscous dirumahnya dan kalo kamu di undang makan berarti termasuk beruntung karena bisa di ajak merasakan masakan keluarga ini.
Terus terang 14 hari travelling di Maroko membuat saya cukup kesulitan soal makanan. Menurut saya type makanannya kurang variatif, kebanyakan daging dan sedikit sayur. Kalaupun ada, masaknya juga ya gitu2 aja jadi cepat bosan. Aaahh….maklum daerah padang gersang pikir saya, jadi mana mungkin banyak sayurnya?
Hal yang baik kalau bisa, bawalah bekal mu sendiri dari negara mu. Bawa Indomie itu sesuatu banget disini. Kalau untuk saya sendiri, setiap kali travelling saya selalu membawa Salami dan Ham, pisau kecil, butter dan kopi mix dan teh dari Indonesia. Jadi kalau tidak suka makan diluar saya tinggal beli roti dan bikin sendiri sandwich saya. 
Roti bundar berdiameter 20-25 cm itu bernama Khobz, merupakan roti khas Maroko. Rasanya enak banget menurutku (bahkan enak dari roti jerman) dan bisa dibeli di mana mana. Harganya pun murah cuma 1,5 Dirham (10 cent euro) untuk 1 roti yang lumayan besar dan cukup bikin kenyang perut 1 orang. Roti ini merupakan roti favorite ku di maroko, mereka membuatnya buatnya rata2 dengan memanggang memakai kayu bakar asli jadi mungkin ini yang mebuatnya berbeda rasa. Kalo beli yang lagi panas saya bisa makan tanpa pake apapun saking sukanya.

Akomodasi
Tempat menginap di Maroko itu rata rata murah. Tidak perlu booking kamar dengan advance karena kita akan selalu bisa mendapatkan kamar sewa dimana2 sebenarnya. Yang penting kita ada internet di Hp pasti gampang.
Kalau kalian mencari kamar hotel secara langsung dengan cara mendatangi hotelnya jangan lupa nawar. Pengalaman saya disana setiap datang ke hotel saya selalu menawar dan selalu dapat harga yang lebih murah dari harga2 yang mereka tawarkan di website website yang ada.
Tapi kalo kalian booking duluan juga baik kok, banyak riads bagus dan murah yang ditawarkan di Hostelworld.com. Saya bukan marketingnya loh ya..cuma krn sering pake jasa HW dan tdk pernah bermasalah jadinya saya tawarkan ini aja.

Sekedar berbagi pengalaman, hotel2 di Maroko jarang sekali menyediakan handuk di kamar entah karena harganya yang murah (kamar yg sy pake rata2 berkisar antara 150-300 dirham) atau standart service merekanya yang memang begitu. Kata teman Maroko yg menjadi travelmate kami disana sih di Maroko memang begitu servicenya. Kita harus extra meminta handuk ketika menginap, kalo ngga minta ya enggak dikasih. Alamaakk…kadang ada yang ngasihnya gratis kadang ada yg minta bayar lagi. Emang enggak mahal sih antara 5-10 dirham aja tapi kesannya membuat kita jadi ogah looh.
Nah kalo nggak mau pusing soal ini ya bawa sendiri aja atau kalian beli aja handuk setelah tiba di Maroko, toh nggak mahal juga. Kalau mau melaundry baju juga jangan takut disini, harganya terjangkau, kurang lebih seperti harga laundry di Bali kisarannya. Baca : #AlceRiadsorDar


Di Maroko bagusnya kemana aja?
Yang sering menjadi top destinasi orang orang ke Maroko adalah kota2 sbb :
Medina dan Souk, apa itu?
Souk dan Medina ada di setiap kota di Maroko. Sebenarnya 2 tempat ini adalah pasar yang berada di tengah2 kota. Kalau Souk biasanya menjual berbagai macam barang kelontong, barang2 moderen apa aja. Semua bisa dicari disini !!  Bahkan hingga barang barang bekas dari yg elek sampai barang yang masih bagus. Jadi kalau kalian dari Indonesia datangnya dan tidak memiliki baju dingin tebal yang cukup baik atau tidak punya sepatu kulit yang memadai buat di pakai di Maroko disaat cuaca yang masih dingin. Jangan sungkan2 pergi aja cari di Souk, pasti dapat yang murah meriah. Beli yang bekas pun masih oke dan bagus, gak usah pake gengsi toh barang spt ini ngga mungkin bisa kalian pake lagi di Indonesia  karena ngga cocok dgn cuaca tropik yang panas. Jadi kenapa musti buang duit buat beli barang yang baru?

Medina adalah sebuah pasar seni sebenarnya, hampir semua barang kerajinan Maroko di jual di pasar ini. Lokasi biasanya terletak di dalam tembok kota tua (pada jaman dulu Kota di Maroko selalu melindungi dirinya dengan tembok supaya tidak gampang diserang musuh). Jadi kalau mau cari tas kulit, jacket kulit, berbagai macam permadani, bumbu2 dan semua barang kerajinan tangan dan kerajinan seni carilah disini. Tentunya kalian harus menggunakan kepintaran menawar yang tinggi disini. 
Karena Medina adalah Kota Tua jadi di dalam sini juga banyak menawarkan Riads yang di jadikan hotel maupun hostel untuk tempat menginap. Didalam Medina tidak diperbolehkan kendaraan masuk jadi kalo kalian berminat untuk menginap didalam sini berarti kalian harus siap jalan kaki untuk mencapainya.

Kota kota yang menarik untuk di kunjungi :
.
   Marakesh, yang paling menarik untuk di lihat bagi kita orang Indonesia disini sebenarnya ya hanya  Djema El Fana sebuah Medina di Marrakesh. Tempat ini sangat luas dan bisa membutuhkan waktu yang berjam2 untuk mengelilingi dan menikmatinya. Kalian akan susah menyeret kaki pergi karena terpesona dengan barang seni yang indah menawan disana. 
Marrakesh sangat terkenal dengan tourist scam, pencopetan dan penjambretan yang kejam, berhati-hatilah dengan barang kalian. Hati2 dengan Hp saat mengambil foto karena mereka tidak segan merebutnya dan lari kencang bersembunyi yang membuat kalian tidak akan bisa mengejarnya. Mereka juga sering pura2 sengaja bikin tabrakan saat kalian berjalan, biasanya dilakukan bergerombol. Yang 1 nambrak, yg lain ajak ngomong, yg lainnya lagi nyilet tas kalian atau nyolong. Lihat #AlceMarrakesh

Ait Ben Haddou yang memiliki Kasbah kuno yang dibangun dari tanah lihat dan lumpur sangat menarik untuk didatangi. Dan Kasbah kuno ini telah menjadi tempat pembuatan film-film terkenal didunia. Lihat postingan saya yang lalu #AlceAitbenhaddou.

Sahara Desert ; sebenarnya ada 2 tujuan kalau kalian mau ke padang gurun di Maroko ini   dengan padang gurun Erg Chigaga nya yang lebih terkesan non-touristic namun sangat syahdu.
Ke Merzouga bisa lebih murah kalau kalian cuma menginap di sekitar Merzouga saja, padang gurun sebenarnya dari Merzouga adalah di Erg Chebi. Untuk mencapai kesana harus menggunakan 4x4 horsepower car yang berarti biayanya pun akan sangat mahal. Tapi kalau kalian menginap disekitar tenda atau Hotel yang ada disekitar kampung Merzouga aja ya murah, jadi jangan heran kalau kalian ditawarkan paket murah kesini. Ada rupa ya ada harga. Menurut suku Nomad disana, Padang Gurun Merzouga tidak lah sedahsyat yang ada di Erg Chigaga. Tapi semuanya tentu harus disesuaikan dengan budget dan interest kalian sendiri2 aja yaa. 

Padang Gurun Erg Chigaga yang berada dekat desa Mhamid (baca: Muhamid), adalah padang gurun yang dahsyat dan syahdu, masih belum tersentuh kemoderenan dan masih sangat susah sekali untuk mencapainya kesana, tidak ada listrik bahkan signal telepon pun tidak ada. Hal ini membuat Suku Nomad disana mengklaimnya sebagai desert yang real desert.
Untuk mengetahui tulisan saya panjang lebar tentang Erg Chigaga silahkan cari di #AlceErgChigaga, dan #AlceMhamid.
  
Fez
Tannerie
 Kota ini menjadi kota yang sangat penting dan mengandung sejarah tinggi dan tak ternilai bagi orang Maroko karena Kota ini adalah kota yang menjadi Ibu Kota Negara Maroko yang pertama. Kota ini juga sangat terkenal dengan Tanneries-nya, yaitu sebuah proses pembuatan kulit dari kulit binatang segar sampai dibuat menjadi kulit yang sudah jadi. Tempat ini menjadi sangat terkenal karena prosesnya yang sulit dan sangat tradisional membuat tempat para pekerjanya bagikan lokasi camp kerja paksa.  Sangat menarik untuk dilihat. Baca : #AlceFez, #AlceMaroko.
Fez juga mempunyai Medina yang sangat cantik untuk disusuri. Keindahan Medina di Fez lebih menarik daripada Medina di Marrakesh. Didalamnya juga disediakan 2 public toilet yang lumayan bersih. bayar cukup 1 dirham aja.

  Chefchaouen (baca : shefshawan atau shawan), Sebuah kota unik dan antik ini adalah salah
satu kota tertua di Maroko yang terletak di balik pegunungan Rif (Rif mountain) yang terkenal dengan alamnya yang indah bagaikan lukisan yang dibuat Tuhan dengan indahnya untuk manusia. Kota ini unik karena semua bangunan kunonya yang terletak di Medina (Kota Tua) berwarna biru. Sering dijuluki sebagai kota Biru dari Africa Utara, memiliki arti tersendiri mengapa semua dibuat berwarna biru. Karena Penduduk disana mempercayai bahwa warna biru adalah sebuah warna suci dan juga digunakan mereka sebagai ungkapan rasa rindu kepada kampung halamannya jika mereka mengembara jauh. Di balik pegunungan Kota Chefchaouen ini terkenal dengan ladang ganja dan marjuana nya. Untuk kesana tidak bisa dilakukan dengan mobil biasa tapi harus dengan mobil 4x4 sebangsa land cruiser yang ber horse power. Ini karena letaknya sengaja dibuat didaerah yg paling tinggi supaya aman dan susah dicapai. Baca : #AlceChefchaouen, #AlceMaroko, Chefchaouen si Kota Biru

Casablanca, adalah kota terbesar di Maroko. Selain kotanya yang telah menjadi kota kosmopolitan, menurut ku kalau dari segi kultural tak banyak yang bisa dilihat disni. Yang membuat orang2 datang kesini adalah Mesjid Hassan II yang menjadi destinasi wajib kunjung. Karena Mesjid ini adalah Mesjid yang terbesar dan termegah di seluruh Afrika. Untuk mengunjungi Mesjid Hassan II ini kita harus membayar 120 Dirham atau 12 euro untuk orang dewasa. Sedangkan untuk anak anak anak dikenakan 60 Dirham atau 6 Euro. sediakan waktu 1-2 jam disini pasti sdh cukup. Baca  : #AlceCasablanca 
    
    Rabat, adalah Ibukota negara Maroko. Walaupun  aku sampai  menginap 2 malem disini, Ibu kota negara kota ini nggak menarik untuk ku. Berada di sebelah laut tapi lautnya juga sangar gitu, bisa ditatapin doang tapi ngga bisa direnangi. Arus laut atlantiknya kencang, berbatu cadas, berangin kencang dan airnya dingiin saat kesini. Yang menarik disini menurutku hanyalah Menara Hassan atau Hassan Tower-nya saja. Sebuah Mesjid  yang ingin dibangun dan ingin dijadikan sebagai Mesjid yang terbesar di dunia, dengan rencana Menara berketinggian 86  meter (yang baru dibuat 44 mtr) dan bertiang 200 buah. Namun Sang Raja sebagai penggagas kemudian wafat sebelum Mesjidnya selesai, sehingga sang raja pun di kebumikan di dalamnya. Mesjid Hassan menjadi warisan World Herritage Unesco. Untuk masuk kedalamnya tidak dikenakan biaya. Di 4 pintu Mesjid atau Mausoleum yang menghadap barat timur selatan utara akan ada penjaga yang berpakaian lengkap ala tentara kerajaan. Kalian boleh memotret atau berfoto disampingnya dan tidak dipunguti biaya. Tetapi permintaan foto tidak akan diperbolehkan jika bahu kalian terbuka atau berpakaian sexy. Jadi kalau kalian berpakain terbuka akan disuruh tutup dulu. Cataaaaatttt….!!! Baca : #AlceRabat
   
    Tanger atau dikenal juga dengan sebutan Tangier. Kota ini tadinya bukanlah menjadi kota yang ingin ku kunjungi,
Batas laut Mediternian dan lautan Atlantik
tetapi karena keinginan ku untuk ke Chefchaouen lah maka aku sampai kesini. Selain itu kalo terbang dari Jerman, ke Tangier sering ada tiket promo. Yang menarik di Tangier adalah karena kota ini adalah kota Industri yang memiliki Port terbesar di Maroko yang menghubungkan transportasi laut ke berbagai negara. Kota ini berada di ujung Negara Spanyol dan Gilbartar, juga sangat dekat jika ingin ke Portugal. Untuk masuk ke Spanyol atau Portugal kita bahkan bisa melakukannya dengan menaiki Ferry boat. Ini tentu sangat menarik bagi orang yang berjiwa petualangan. Tangier adalah kota yang murah, nyaman dan memiliki  garis laut yang menarik. Berdiri didalam satu titik diujung paling selatan kota Maroko ini kita akan berada dan bisa melihat batas lautan Atlantik dan lautan Mediterania, diseberang sana kita pun bisa melihat bagian dari negara Spanyol.
Yaah..kayak Banyuwangi dan Bali aja looh serasa.  Baca : #AlceTangier, #AlceMaroko
  
  
Jalan jalan di Maroko bagusnya naik apa?
Jalan-jalan sendiri di Maroko itu sebenarnya sudah ngga ribet kalau tidak bisa berbahasa arab ataupun Perancis. Masih bisa kok nanya sana sini, akan ada aja ketemu orang yang bisa. kl engga ada yang bisa juga kan bisa minta tolong google translate aja yang bicara. Ini mah Mc giver alanya saya.
Jalan-jalan jarak jauh bisa di tempuh dengan naik Kereta atau naik Bus.  Kereta hanya terhubung antara kota besar saja seperti Tangier-Rabat- Fez-Casablanca-Marrakesh. Untuk mengetahui jadwal dan harga ticket bisa melihatnya melalui website : www.oncf.ma
Kota2 diatas tersebut bisa juga di capai dengan naik bus namun diluar kota di atas hanya bisa dicapai dengan bus umum yg jadwalnya bisa dilihat di website : www.ctm.ma.

Kartu Simcard apa?
 Terus terang setiap masuk ke sebuah negara, selain Mesin ATM atau Money Changer, Kartu Simcard Hp adalah barang yang menjadi perburuan utama saya. Karena saya akan bener bener mati langkah dan mati kutu jika nggak punya barang ini.
Simcard dan paket di Maroko itu murah! Saya memilih pake 2 provider yang berbeda yaitu Orange dan Telecom.  Orange bisa di beli dengan yg sdh jadi paket internet mulai dari 10 dirham keatas. Sedangkan Telecom seringnya kita harus beli nomor dulu baru ngisi paket. Telecom agak ribet, tetapi dia punya koneksi internet yang kencang namun kurang bandel di daerah pedalaman otw ke gurun. Kartu Orange lebih murah meriah, agak slow tapi bandel jaringannya. Nah loooh..pilih yang mana? Suka suka mu aja deehh..
Setiap beli kartu biasanya kita diminta copy pasport, jadi jangan lupa bawa pasport saat mau beli. Jgn khawatir, mereka yang akan copy'in. 

Catatan : Seperti yang saya katakan di atas, setiap kota memiliki Souk dan Medina. Tetapi tidak ada Medina yang terlalu menarik dan lengkap selain dari yang di Marrakesh dan Fez. Namun kalau kalian ada waktu yang cukup ada baiknya kalian datangi setiap Medina dan Souk yang ada sebagai perbandingan dan pengalaman saja. Masih akan tetap ada hal yang menarik dan hal yang berbeda untuk di lihat kok. 

Sekian.

Untuk informasi tambahan mengenai Maroko bisa di googling di https://wikitravel.org/en/Morocco