Jumat, 20 Mei 2016

Masa Terkenal ku sudah Lewat

Kenangan Indah

Alce Ganyau/Sherazade Studio
Foto Nari Pertama

Dulu saat mendapatkan pekerjaan di Jakarta tak ku sangka akan dipindah-kerja-kan ke Bali. Ketika ditanya pimpinan apakah aku bersedia untuk dipindah tugaskan, aku melongo. Lidahku kelu tak mampu langsung menjawab karena tak menyangka.

Iya, iya...!!
Tentu saja ku katakan iya. Bukankah ini mimpi yang tak pernah terlintas dalam tidurku sebelumnya?

Di Bali, mulailah aku dengan kehidupan baruku.
Terkadang seperti udik memang karena banyak hal yang tidak aku temui sebelumnya. Tercengang...karena ternyata aku punya kesempatan untuk belajar dan melakukan hal yang lebih banyak lagi.

Ada uang dari gaji, aku tidak berburu tas, sepatu, baju mengikuti mode. Aku memilih lebih baik menambah ilmu, tambah skill dsb. Aku sibuk menggunakan uangku untuk belajar Bahasa dll. Berbagai bahasa ku pelajari, Inggris tentu saja. Belajar Bahasa Jerman, Italy, Perancis, Spanyol karena memang aku menyukai eropa.Walaupun tidak sampai lancar, lumayanlah untuk sekedar bisa menyapa basa basi.
Aku tidak sibuk untuk belajar bahasa Bali, karena seperti kata teman Baliku, aahh..itu tidak bisa menghasilkan uang!! Hiiihh..sadis..!! Tapi betul, karena belajar itu juga menghabiskan banyak waktu sebagai support,  juga uang tentunya.

Hal baru....untuk sekedar gaul...aku belajar Nari.
Ku pilih belajar Salsa, Cha Cha, Rumba karena suka Ritmenya yang Asyik (kayak dangdutan).

Guru dari Australia
Suatu malam di sebuah acara aku terpersona dan ternganga, dalam sebuah acara, tampillah seorang gadis Australia menari dengan indahnya. Iramanya seperti dangdut, ke-Indiaan juga ke-Araban. Ternyata itu adalah Tari Perut, Belly Dance istilah terkenalnya.Aku langsung jatuh cinta, cinta akan tarian itu!

Tanpa membuang waktu dan kesempatan, aku langsung mendatangi gadis itu dan bilang aku jatuh cinta akan tariannya dan sangat ingin belajar darinya.
Beruntung, orang bule biasanya tidak banyak basa basi dan sering rendah hati sehingga aku dan temanku mau diajarin sama dia. Private Lesson, Kursus privat mahal memang. Tapi kami lakukan karena ingin bisa dan biar tidak hilang kesempatan. Jaman itu mana ada guru belly dance seperti sekarang. Yaah ngga apa apa nguras kantong deh yang penting bisa.

Belajar di Jerman

Belajar dan belajar, exercise seperti orang gila ngga kenal siang ngga kenal malam.
Akhirnya, kesempatan itu tiba. Aku dan temanku bikin performance pertama disebuah pesta. Meriah dan berhasil!
Kami membuat orang lainnya terpesona! Banyak yang minta foto, minta nomor telpon dsb untuk undang ke acara berikutnya…
Huhh…!! Dimana ada kemauan disitu ada jalan itu bener.
2 minggu berikutnya aku dapat telpon, minta aku dan temanku nari untuk acara Ultah disebuah resturant.
Sukses!! Tukar tukar telepon lagi...
Lalu...di undang lagi, di undang lagi.
Akhirnya suatu hari aku dapat telepon dari orang bule, minta ketemu untuk urusan nari.
Kami ketemu, ternyata dia meminta kami untuk jadi penari tetap di restaurantnya dia. Restaurant Maroko, ngisi narinya malam Sabtu dan Malam Minggu setiap jam 9-10 malam.
Yaah… jelas aja aku terima. Lumayan dapat kerjaan sampingan…uang saku bertambah, bisa buat tambah ilmu lainnya hihihi…

Menari di restaurant lancar, mulai dapat job nari dimana mana sampai akhirnya dapat tawaran ngajar Nari dibuah Studio nari milik orang Jerman, seorang Arsitek dan pemilik Hotel di Bali.
Dan…
semua ini masih kulakukan sebagai Job sampingan. Kerjaan tetapku adalah masih sebagai Assistant Director di sebuah perusahaan export asing.

Menari dimana mana membuat ku banyak dikenal orang dan memudahkan access ku ke banyak tempat. Puji Tuhan, setiap kerja keras itu pasti memberikan hasil yang baik.

Dari uang nariku dan ngajarku yang lumayan (hah, lebih besar dari gajiku ternyata), aku tetap gunakan untuk menambah ilmu. Dengan uang nari aja aku bisa pake buat belajar belly dance di Luar negeri looh… Belajar ke Singapore biar ngga jauh jauh dan mahal hehehe…

Aku nari, di hotel2, di Villa2, acara ulang tahun, acara kawinan, dll. Jujur…Aku pilih2 acaranya. Terus terang lebih senang ngisi acara millik orang asing, karena mereka lebih sopan, tidak pernah bicara jorok dan selalu menghargai kita. Dan tidak pernah menuding kita melakukan hal “extra” dan meminta “extra” juga. Mereka sangat menghormati Skill seseorang!!



Catatanku disini :
Bahwa kalo kita ingin mendapatkan lebih maka kita juga harus berbuat lebih.
Ini sekedar share pengalaman hidup, lain kali tulisannya aku sambung lagi, semoga bermanfaat.
My Dance Studio
Cute member in my studio
mix nationality in my class


from my dance studio in a real  performance

in china studio
in china

my chinese dancers member in china

Doing performance with my student in china
shamadhan
Performance for Bali Wishmilak Tennis Open, Grand Hyatt
Perform with my dance troup in China
Big Performance event in China
With the Master of Ceremony in China 
 Cuties Troupe from my Studio, the blue cuties there was just 4 years old

was publish in Chinese Life Style Magazine

Advertiser @ Chinese Dance Studio, China

Jumat, 13 Mei 2016

Liburan di WARNEMÜNDE dan WUSTROW, Jerman Timur

LIBURAN KE PANTAI YANG DINGIN


10.September.2014

Wir waren in Warnemünde und Wurstrow, kurz bevor der Herbst anfängt.


Höhe Düne, sauber und weißen Strand, Leckeren Fisch gegessen haben. Das kann man nicht bescheweren ..!!!

Saya anak dan suami adalah pecinta laut. Takkan mungkin kami bisa hidup dalam setahun tanpa mengunjungi Laut.

Akhirnya, dengan alasan mengunjungi teman di Kota Rostock Jerman, pergilah kami sekalian ke Warnemünde dan Wustrow daerah pesisir Timur yang berpasir putih.
Sayangnya, ini sudah memasuki Musim Gugur sehingga kami Cuma bisa bermain main dengan pasir tanpa bisa Niebuhr berenang ke Laut karena airnya sudad mulai dingin seperti es.


Beginilah Tipikal style pantai di Jerman, sangat jauuh berbeda dengan Tropical style ala Bali.
Hotel Tradisional Jerman
Pantai dengan cuaca 18 derajat celcius
Tetap action Walau ngga bisa berenang karena dingin.


Tipikal Pantai disini, terkenal dengan Payung Keranjang-nya.
Deich...gundukan pasir buatan utk menghindari pasir2 ini berterbangan ke jalan dan menimpa rmh penduduk.

Cara pengolahan ikan asap tradisional yang sudah berumur puluhan tahun.
stlh makan ikan disini aku ngga bisa bilang kalo cuma ikan di Jimbaran atau kalimantan yg terenak.



Burung bertengger dimana saja, disini tidak akan ada yg ganggu atau menangkapnya.
capek muter2 tinggal duduk aja di pinggir sungai menikmati kapal yang lalu lalang




Dia suka masang minta di foto


Rumah2 tradisional yang aku suka




ARTI SEBUAH TANDA TANGAN

Sebuah Tanda tangan itu penting.

Saat aku SD & SMP kakakku Erlina Silo rajin sekali ngarin bikin sebuah Tanda Tangan.
„Biar nanti bisa bagus TANDA TANGAN ijasah nya,“ begitu ujar nya selalu.
Tanda tangan keramat itu.

Setelah saya menikahi seorang lelaki Jerman dgn Inisial Family Name nya K dari Kaiser.
Menurut hukum Jerman pun nama saya sdh terdaftar sebagai Alce Ganyau-Kaiser atau Mrs. Kaiser begitu sering di panggil.

Namun setiap tanda tangan apapun saya masih selalu menggunakan tanda tangan lama ku yg berinisial nama gadisku.
Nah, kami sering belanja lewat internet.
Saat nganter barang Pak Pos mana mau sembarang nyerahin barangnya (barang2 tertentu).
Walllaaahh...di Jerman ini Ribet , Pak Pos kalo saya yang terima paket selalu minta Saya tunjukin Pasport...sebeelll tauk!!

Lah, lain kalo keponakanku Karina yg terima, saya lihat kok ngga pake ribet.
Penasaran saya tanya „ Yin, kalo kamu yang terima paket kenapa kok ngga pake ribeet sih, kamu apain???”
„Iya...soalnya kalo aku terima Paket, ttd nya pake ttd yg diajarin Mama Erlina Silo yang bentuknya seperti K “ ...wkwkwkw...
meledak nyaringlah tawa kami berdua menyadari bahwa kami pernah diajari ilmu ttd yg sama.
Ilmu turun temurun rupanya.
Bell pintu luar, dari sini kita bs ngelihat siapa
 yg nge-bell dari luar dan bs bicara lsg padanya dari dlm.

„ Baiklah“ dengusku.
„Besok kalo pak pos datang, biarkan aku yang terima“ Pintaku.
„Krriiiiinnggg...Poosss“ teriak dari luar sana saat ku pencet bell pintu pembuka automatis.
„Selamat siang, dimana saya harus tanda tangan?“ tanyaku
“Disini, silahkan” Pak Pos menyodorkan Kotak tanda terima elektroniknya.
…taaarraa….ttd selesai, pake ttd Keramat dari Erlina Silo itu tentunya.
“ Sind Sie Frau Kaiser, apakah anda Mrs. Kaiser ?“ Pak Pos menatapku setelah dia mengecek ttd yg ku bubuhkan..
„ Iya, tentu“ Jawabku senyum dikulum.
Pak Pos pun ngeloyor pergi setelah pamit….heh…??? Begitu ajaa? 

Hurrrraaaa….tanda tangan keramat ku dari Erlina Silo telah berhasil dan berfungsi lagi walaupun hanya sebatas terima pos di Jerman…!!! Hahahha….

13.05.2016
Dari tepian Sungai Mainz

Gaya berpakaian di musim Semi
Sungai am Main