Rabu, 21 November 2018

Berbagi Pengalaman Couchsurfing


Pengalaman Yang Luar biasa


Kami bahkan dipinjami sepeda oleh host Belanda
Berdasarkan membaca postingan seorang wanita  WNI yang melakukan travelling ke Australia, kemudian  hamil akibat menginap secara Couchsurfing di Australi membuat saya jadi ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman Couchsurfing saya.

Sebenarnya kehamilan yang sulit di tuntut ini bukan karena couchsurfingnya saja, tetapi caranya melakukan porsinya didalam couchsurfing yang menurut ku sedikit kurang tepat. Mungkin karena kurangnya informasi atau keinginan untuk bertualang yang besar sehingga membuatnya jadi kebablasan. Berikut saya uraikan sedikit tentang hal hal yang harus di perhatikan jika ingin menggunakan couchsurfing.


Saya ikut couchsurfing karena 2 teman cewek Rusia saya saat kami belajar dicina meminta saya untuk join. Walaupun merasa tidak butuh tempat *kamar* orang untuk menginap saya register aja.
*
Tadinya saya hanya ingin menghosting orang saja, yaitu menerima orang menginap gratis di rumah saya. Karena, saya sendiri tidak kepengen tinggal dirumah orang. Entah gimana, setelah pengalaman saya menerima orang dirumah, tetiba saya juga pengen nyoba bagaimana rasa menginap dirumah orang asing di luar negeri dengan gratis. Penasaran pengen tahu seperti apa sih ini?
*
Pengalaman Pertama : Saat saya ke Belanda. Setelah berhasil meyakinkan suami, kalau saya pengen tinggal ala couchsurfing, saya posting travel plan saya ke Belanda. Dan saya jelaskan di dalam postingan saya dengan detail.  termasuk kalau saya akan membawa anak yang beurmur 3 thn dan keponakan dari Indonesia yang masih lugu yang waktu itu saya bawa ke Jerman. Pengalaman saya disini luar biasa indahnya, sangat berkesan. Tinggal di rumah orang kaya yang bertaman luas 3 lantai. Bahkan ada concert di rumahnya yang besar dan megah di tengah kota Den Haag. Diantar dan di jemput dari stasiun kereta saat datang dan pulang, diantar jalan-jalan ketaman Tulip terkenal di  Keukenhoff, Belanda bahkan diajak jalan-jalan ke pantai, membuat pengalaman jalan-jalan ala  couchsurfing saya seperti ketemu teman lama. Pengalaman pertama ini membuat saya jadi tidak kapok.


Host di Venezia
Pengalaman ke 2.
Saat ke Venezia, Italia. Saya sudah booking hotel eee...tetiba saya baca-baca profile orang-orang di Venezia di dalam CS page,  timbul rasa penasaran dan pengen mencoba lagi. Lalu saya apply dan surprise, dalam waktu 10 menit dada jawaban kalau saya di terima dengan senang hati. Ohh..nekat,  hotel yang sudah di booking pun saya batalin…Gila banget kaannn?

Alasan memilih seorang host tentu saja berawal  dari tampilan profile dan referensi yanga ada dilaman page Couchsurfing. Saat saya memilih host di Italia ini saya bahkan tidak tahu kalau dia ternyata seorang polisi terkenal yang di segani di Venezia. Di profilenya dan referensinya dia tidak ada satupun yg notice bahwa dia itu seorang polisi. Ini surprise untuk saya dan nilai plus untuk dia. Selama menginap dirumahnya saya dan anak saya (waktu itu berumur 6 tahun) diantar kemana-mana,  bahkan ke tempat-tempat yang tidak mungkin di datangi orang biasa. Bahkan ada beberapa tempat yang kami masuki tidak perlu membayarnya karena owner atau pengelolanya sudah mengenalnya dengan baik. Lagi-lagi, ini adalah pengalaman luar biasa saya di CS.

Baca :
#alcevenezia

Host Maroko
Pengalaman ke 3, 
Couschsurfing di Maroko.
Saya sama sekali tidak berniat couchsurf di Maroko, tapi karena berita yang beredar di Eropa bahwa Maroko itu unsafe banget sehingga saya ingin mencari informasi yang sebanyak banyaknya mengenai Maroko. Cara terbaik adalah mencari informasi melalui orang lokal. Dan saya melakukannya dengan couchsurfing. Lalu saya membuat postingan itin trip saya disana, maksudnya bukan mencari tempat untuk menginap tapi sekedar mencari wadah untuk bertanya ke warga lokal.
*
Surprisingly, walaupun tidak meminta/mencari tempat menginap, saya justru ditawarin banyak sekali tempat menginap. Aha, dari puluhan orang yang menawari ada beberapalah yang sepertinya kepengen flirting atau yang mengarah-mengarah. Tapi itukan bisa-bisanya kita aja menjawab dan menolak halus (jangan terbuai).Walaupun tidak butuh tempat orang, tapi akhirnya saya memilih tinggal di Couchsurfing juga. Seorang direktur perusahaan berkebangsaan Jerman di Tangier yang menawarkan saya tempat tinggal.  Seperti biasa sebelum bilang Yess, saya jelasin dulu dengan detail travel plan saya, background saya dan saya travel dengan anak saya yang masih kecil. (kalau dia terima).
*
Karena pikir backgroundnya sama *orang Jerman* saya memutuskan menginap di tempatnya, yang coincidentally pacarnya juga ternyata orang Indonesia. Disini dia mengantar saya dan anak saya keliling kemana-mana di sekitar Tangier bahkan ke Chefchaouen, kota tujuan impian saya. Dia mengantarkan kami kemana-mana. Tentu saya menawarkan ganti uang bensinnya yang selalu ditolak olehnya. Dan saya selalu berusaha bahkan memaksa membayar makan minum kami setiap kami makan minum di luar sebagai balas budinya walaupun terkadang di tolak juga.
*
Karena komunikasi yang baik terjalin, dari 3 hari menginap beliau bahkan menawarkan untuk lanjut tinggal seminggu lagi jika mau, bahkan melihat itin dan semangat ku dan anak gadis kecil ku untuk travel, beliau menawarkan untuk travelling sama-sama naik mobilnya ke gurun Sahara. Woww…waaar biasaakkk...
Walaupun lebih safe, hemat waktu dan hemat biaya jika travelling around dengannya, saya menolaknya. Kenapa? Karena bukan type ku untuk bergantung dengan orang, lagian dia bukan orang lokal. Jalan dengannya berarti sama saja aku berjalan dengan sesama orang asing disini.  Bagaimana aku bisa memiliki pengalaman yang lain kalo terus hanging around dengan sesama orang asing? Ogah ahh…

*
Untuk menjaga perasaannya dan sebagai attitude yang baik saya menjelaskan kenapa saya dan anak saya tidak mau terus tinggal dan tidak mau lanjut travelling around dengannya. Dia kelihatan surprise dan sedih tapi juga respect. Dia bahkan bilang dia bangga bertemu dengan saya, the real soul of couchsurfer. Orang yang tidak mau take any granted dari community ini. Katanya, karena kalau orang lain aja belum tentu seperti ini, belum tentu menolak. Saya berbeda. eheemmm... Menerima keputusan kita dengan baik beliau masih menunjukan kebaikan hatinya. Dia menawarkan untuk mengantar kami ke stasiun kereta untuk beli tiket dan  mengantarkan kami naik ke kereta untuk melanjutkan perjalanan kami ke Rabat. Sayonar, terima kasih untuk pengalaman yang luar biasa ini
Lagi-lagi, pengalaman  ketiga menginap di CS saya positive.
Baca :
#alcechefchaouen
#alcetangier
#AlceMaroko

Looh kok bisa ya pengalaman CS ku baik-baik semua, apa karena saya lucky person..??
Enggaaakk…!! Itu jawabannya.
Kenapa? Karena wajib hati-hati dalam memilih, bertindak dan bersikap dalam memilih host maupun surfer. Yang terutama gunakanlah insting dan akal sehat mu. 

*
Saya pernah posting trip plan saya dan anak saya saat ke Budapest dan Turkey. Di Budapest saya apply CS tapi kemudian saya merasa calon host kurang easy going akhirnya saya batalin. Di Turkey saya posting 1 bulan sebelum keberangkatan. Tidak untuk mencari tempat menginap tapi sekedar untuk catch-up on the way. Ada belasan orang yang nawarin host atau ketemuan, lucunya setelah kita mulai berinteraksi di WA kok mulai pada mengenalkan diri ini itu. Single lah, duda lah dan mulai tanya ke hal-hal pribadi yang saya rasa hal yang tidak perlu sampai kesana. Artinya calon host type seperti ini mendatangkan rasa tidak nyaman dan mulai mengarah, maka saya tidak akan melanjutkannya.

Kalau sudah begini, saya lebih memilih untuk tidak ketemu dan jangan harap saya mau surfing di tempatnya. Akhirnya saat berada di Turkey saya memilih pure menginap di hotel dan tidak mau ketemu siapa pun dari couchsurfing. Its for my own comfort !

Pesan untuk para couchsurfer,
Janganlah melakukan couchsurfing karena mencari gratisnya aja. Pahamilah jiwa jiwa couchsurfing yang sebenarnya sebelum kita memutuskan untuk melakukannya. Disini kita-kita banyak yang salah menafsirkannya. Pastilah gratisan itu enak, tapi sebenarnya ini bukan masalah gratisannya aja tetapi lebih ke soal interaksi dengan lokal secara dekat. Kalo dipikir dan di hitung ala standard saya, biaya traktir host makan dan minum di luar kan sebenarnya sudah bisa buat kita bayar penginapan juga. Biayanya sama aja kalo di hitung, jadi tidak gratiskan sebenarnya?


                                                                                                     Tips :

Couchsurfer dirumah ku
1. Hati hatilah dalam memilih, memilah dan kenali cara bergaul dengan baik. Walaupun memilih surfing di tempat orang pastikanlah juga kalau kalian punya uang yang cukup untuk escape ke hotel jika merasa tidak nyaman di tempat host kalian.

2. Tetap memperhitungkan untuk memiliki uang cukup saat melakukan perjalanan terutama untuk transportasi juga, jangan mengharap di antar gratis atau dapat tour guide gratis.

3. Persiapkanlah diri untuk selalu mandiri dimanapun berada.

4. Baca semua referensi dan profile calon host baik-baik. Lakukan komunikasi secara personal beberapa waktu sebelum mendatangi host. Jika ada rasa tidak nyaman atau ada yang ganjel, segera batalkan pertemuan.

5. Mintalah alamat lengkap dan nomor telepon dan tinggalkanlah data calon host secara lengkap di keluarga kalian. Kalo saya, terlepas couchsurfing atau tidak saya selalu ninggalin data dan trip plan saya secara lengkap ke suami sebelum berangkat.

6. Kenali daerah tujuan kalian dan carilah informasi yang cukup mengenai daerah atau penginapan sebagai back-up supaya jika dibutuhkan kalian siap.

7. Minta dan bertanyalah aturan menginap di tempat host sebelum kalian datang. Tanyakan juga hal-hal yang tidak disukai, seperti aturan merokok jika kalian merokok jika kalian merokok, aturan bangun dan jam tidur, aturan datang dan pergi ke rumah, bahkan aturan menggunakan dapur pun sebaiknya juga harus tetap ditanyakan. Hal ini untuk rasa nyaman masing2 kedua belah fihak karena budaya dan aturan masing-masing orang di rumah itu kan jelas berbeda-beda. Lagian, dengan menanyakan ini, kalian membuat calon host merasa nyaman, membuat host tahu bahwa calon surfer nya care dan sensible *mengerti aturan, kata lainnya*.

7. Jangan minum alkohol jika tidak biasa dan jangan sampai mabuk jika biasa. Jika ditawarin, bilang aja tidak bisa minum dan tidak terbiasa minum. Tidak perlu bawa embel2 agama apalagi ngomong buruk soal alkohol. Host biasanya mengerti dan menerima karena di negara barat pun tidak semua orang bisa menkonsumsi alkohol.

8. Bahaya dan kejadian negative tidak hanya membayangi para wanita tetapi juga laki-laki dalam kasus homosexual.  Yang paling penting juga jaga anak-anak kalian dengan baik jangan di tinggal sendiri dengan host kalian, terutama laki-laki,tentunya untuk menghindari kasus peodofilia.

9. Kalau kalian ingin ngehost orang di rumah kalian, bikinlah aturan yang jelas dan tulislah di profile kalian dengan jelas dan mendetail. Jangan lupa perjelas lagi semuanya sebelum tamu kalian datang.

Apalagi? Gunakan insting dan feeling atau apalah namanya yang jelas jangan lengah dan harus selalu waspada.

Be safe, happy travelling.

#alcecouchsurfing
#pengalamancouchsurfing

Gathering di rumah ku

Selasa, 23 Oktober 2018

Neuschwanstein Castle, Kastilnya Peri


The Sleeping Beauty Castle, inspirasinya film Disney.

foto dari jalan Alpenstraße depan Hotel Müller
2x bolak balik ke Kastil ini, kalo saya sampe masih tetap nggak membuat tulisan tentang nya “terlaluuu" kata Rhoma Irama!

Neuschwanstein Castle atau Schloss Neuschwanstein (baca : noi swanstain) dalam bahasa Jermannya, terletak di Desa Höhenschwangau, 3,7 km dari kota kecil Füssen, Menjadi bagian dari Bavaria atau sering juga di sebut Bayern, sekitar 5 km dari perbatasan negara Austria.

Pergi pertama kali kesini adalah untuk memenuhi impian ku sendiri. Pergi kedua kalinya sekedar memenuhi panggilan sebagai menantu yang baik karena Mertua gue yang notabene orang sini justru belum pernah kesini. Yaudah, gue play menantu baik baik dan penurut ajalaaah. walaupun males pergi ketempat yg sama lagian jugak ibu mertua yang traktir habiiz dari A-Znya.
Nah lo, nikmat mana lagi yang mau didustakan?
Narsis di depan Danau


Eee..bukan sekedar karena nikmatnya dibayarin gue mo balik lagi, intinya waktu aku kesini tu sekitar bulan April Spring time yang cuacanya masih belum cerah dan pohon dan bunga2 pun baru bertunas. Ngelihat Kastil ini di Musim Gugur atau Autumn time itu sesuatu banget loh. Bagian dari best time to visit!

Kastil Neuschwanstein adalah salah satu Kastil yang sangat terkenal di Jerman karena sejarahnya yang penuh kontoversi dan misteri. Selain itu karena telah menginspirasi film Disney “Sleeping Beauty Castle” untuk membuat Kastil di filmnya seperti Kastil Neuschwanstein ini.


didepanku tu jurang ya. kepeleset dikit nyusul Ludwig saya

Sejarah Kastil Neuschwanstein:
👇
Kastil Neuschwanstein di bangun berdasarkan ide dan gagasan Raja Ludwig II yang berhasil naik tahta dan menjadi Raja di saat usianya baru berumur 18 tahun. Sebenarnya Raja Ludwig II adalah pribadi unik yang sangat mencintai seni, mungkin karena perasaannya yang halus itulah maka dia menjadi sangat menghindari perang, sehingga kehidupan didaerahnya menjadi damai. Ludwig juga senang melakukan penyamaran dan didalam penyamarannya dia suka memberikan hadiah yang berlimpah bagi mereka yang ramah dan berlaku baik padanya.

Sampai suatu hari Raja Ludwig II memiliki ide untuk membangun Kastil Neuschwanstein ini, didampingi oleh seorang Komposer yang sangat di kagumi bahkan dalam perlindungannya yang spesial, mereka menuangkan ide-idenya untuk membangun Kastil ini. Dijuluki si Raja Pemimpi karena idenya yang dianggap gila saat ingin membangun Kastil ini. Sebegitunya Raja Ludwig II mencintai seni, dan tiada ketertarikannya pada bidang kenegaraan, karena ingin memfokuskan dirinya kedalam proyek pembangunan kastil ini, Ludwig II bahkan mengundurkan diri dari urusan negara sehari hari dan menyerahkannya kepada Deustche Reich yang menjadi dewan kerajaan saat itu.

foto dari tanjakan seberang Marienbrücke
🤑
Pembangunan Kastil tadinya dibiayai pribadi oleh Ludwig, dia tidak menyentuh keuangan kerajaan sama sekali. Tapi idenya dianggap gila karena keinginannya menempatkan berbagai fasilitas modern di dalam kastil masih dianggap seperti Mission Impossible dijaman itu. Pemanas ruangan, Lift dan telepon di jaman itu hanyalah mimpi belaka.
😎
Ini belum lagi ditambahi rancangan designnya yang sangat detail dan rumit sekali untuk Kastilnya, sehingga membuat Ludwig akhirnya kehabisan dana dan saking berambisinya untuk memenuhi die dan impiannya, Raja Ludwig menghabiskan semua hasil pendapatan kerajaan bahkan mulai melakukan pinjaman sana sini untuk mendapatkan dana agar proyek pembangunan terus berjalan. Saran para menteri dan penasihat kerajaan untuk menunda sementara pembangunan sama sekali tidak di gubrisnya, sehingga suatu saat dewan kerajaan mulai menantangnya dan mengganggapnya telah menjadi gila karena fantasinya yang gila akan pembangunan kastil ini.

😮
Rumour kehidupannya yang eccentric dengan Composer Richard Wagner di tenggarai sebagai pasangan homoseksual (aaahh…hanya dewa yang tahu aja yang tahu kebenarannya.) dan dengan gaya hidup mewah Wagner membuat dewan kerajaan ada alasan untuk melawannya dan menyatakan Raja Ludwig telah gila karena pemikiran-pemikiran eccentricnya yang di anggap melawan arus.

Konspirasi :
Ketidaksenangan dewan kerajaan terhadap Ludwig melahirkan sebuah kejadian yang sampai sekarang tidak di temukan jawabannya.

Suatu hari Raja Ludwig II yang berusia ke 40 dan belum menikah, tiba tiba di temukan meninggal mengapung di dalam danau Starnberg.

Sebagian mengatakan Ludwig tenggelam di danau karena mabuk saat berjalan jalan di danau. Sebagian juga mengatakan ketika itu Ludwig merasa dirinya sudah tidak aman lagi berada di Kastilnya sehingga dia berniat untuk melarikan diri ke Swiss yang akhirnya membuat dirinya terjatuh saat menyeberangi danau.

Konon saat di lakukan otopsi jenasah, didalam paru parunya tidak terdapat air sama sekali yang menunjukan bahwa Ludwig mati karena tenggelam. Berarti, dia telah terbunuh atau meninggal sebelum jenasahnya berada di dalam danau.


Seperti biasa, kerajaan tentu tidak akan membahas kasusnya ini di luar, semua ditutup rapat rapat dan di biarkan menjadi misteri hingga sekarang.

Nah menurut teori mu, apa yang membuat Raja Ludwig II terbunuh disini?


 
Cara ke Neu Schwanstein Castle.
👉
Ke Kastil ini tidak perlu menginap karena tidak memerlukan waktu yang lama, paling cukup menyediakan waktu 2 jam saja pasti sudah lebih dari cukup. 


Kalau dari Munich bisa naik kereta ke Füssen sekitar 2 jam harga tiket sekitar €22-28€ bisa dicek dan dibeli di Go Euro ;
https://www.goeuro.de dan dari Stasiun kereta Füssen dilanjutkan dengan naik Bus no. 78, berhenti Haltstelle (halte) Höhenschwangau/Alpseestraße, dengan harga € 7,7 pp berlaku sbg daily ticket. 

Untuk bus time table Cek disini : :http://www.rvobus.de/…/obe…/rva/mdb_269824_linie_78_2018.pdf
Atau beli tiket bus online disini : www.rvo-bus.de

*Halte Hohenschwangau/Alpseestraße ini adalah halte terakhir yang terletak di Desa Höhenschwangau. Merupakan desa terakhir sebelum menuju ke Kastil. 

*Semua kendaraan umum maupun kendaraan pribadi hanya bisa sampai disini saja. Kendaraan pribadi bisa di parkir di tempat yang telah disediakan di Alpenstraße dekat Haltestelle terakhir dan biaya parkir sebesar €6 untuk sehari penuh.

* Jalan Raya cuma ada satu-satunya dari tempat parkir atau halte terakhir menuju danau Alpensee, untuk beli ticket bus, carriage atau berjalan menuju ke kastil, ikutilah arus jalan ini.


*Kastil Neu Schwanstein itu terletak di puncak gunung, jaraknya sekitar 1,5 km dari Halte di desa Höhenschwangau ini. Bisa ditempuh dengan jalan kaki yang membutuhkan waktu sekitar 40 menit ( gak usah khawatir banyak juga kok yang jalan) *kamu akan kehilangan waktu, ingaatt!!*

*Tapi kalo mau yg simple dan cepat bisa juga dilakukan dengan naik bus. Busnya ini shuttle bus khusus melayani naik-turun ke puncak aja, beli tiketnya bisa langsung bayar di bus atau untuk amannya beli di loket saja. Harga tiket untuk dewasa € 2,50 oneway, €3 pp. Loket penjualan tiketnya terdapat di sebuah rumah kayu kecil nan mungil, letaknya setelah kita berjalan melewati beberapa restaurant menuju kearah danau Alpensee. kalo tidak tahu ya tanya orang saja, okeeh!

*Kalau ingin yang lebih romantis gimana gitu, naiklah kereta kuda yang disebut Carriage atau Kutcher dalam Bahasa Jermannya. Letaknya berada didepan Hotel Müller *dari halte bus terkahir/parkiran* mengarah ke Danau Alpensee, dengan harga tiket naik ke kastil €6 euro dan turun € 3
*Semua Shuttle Bus dan Carriage tidak bisa langsung sampai ke Kastil tetapi berhenti dan mengeluarkan penumpang di Stasiun yang berjarak sekitar 500 mtr dari Kastil.
Ada 2 pilihan disini, langsung ke Kastil atau melihat pemandangan dari Marienbrücke.
👉
Kalau mau langsung ke Kastil ya ikuti saja arah panah yang ke Neuschwanstein, tapi kalo mau lihat pemandangan dulu ikutilah panah yang ke Marienbrücke.


Foto dari Marienbrücke
Marienbrücke yang terkenal itu, sebuah jembatan yang mengarah ke Kastil, namun jembatan ini sering dibilang ditutup untuk umum (ada signnya) padahal banyak orang kesana dan boleh2 aja, ini saya buktikan sendiri.*Kata seorang guide yang aku temui disana karena mereka tidak ingin banyak orang kesini, tricky banget !!* Saya dan sebagian orang yang penasaran yang kesini ya boleh2 aja kok bahkan sampe nyeberang jembatan jauh kesono. 

Jadi jangan kuatir ikuti saja panahnya sekitar 100 meter kalian akan menemukan sebuah jembatan. Naiklah ke jembatan itu, biasanya ada polisi atau petugas yang jaga, cuekin aja karena semua orang juja lewat dan nyeberang jembatan juga nggak masalah. Ditengah jembatan kalian akan bisa melihat keseluruhan Kastil seperti yang sering di pancang di sosmed itu *Lokasi foto wajib*. 

Atau kalau masih penasaran dan menginginkan pemandangan yang lebih ajib lagi, seberangilah jalan itu, ikuti jalan, carilah jalan setapak sebelah kiri, ambilah jalan nanjak ke dalam hutan, itu bagi yang tidak penakut seperti saya 😉 maka semakin tinggi kalian nanjak, semakin bagus mempesonalah view ke kastil yang akan terlihat. Bahkan jika memang nanjaknya sudah cukup tinggi kita akan bisa melihat pemandangan kastil beserta background danau Alpensee di belakangnya. *Lokasi foto wajib* 

Ingat, biasanya untuk musim dingin bersalju tidak di perkenankan untuk hiking naik kesini demi keamanan wisatawan. Karena sekali terpeleset bisa akan jatuh langsung ke jurang. 
Nyawa melayang booo‘, tobaat!!

foto dari tanjakan paling atas seberang jembatan
👉
Catatan Penting ;
*Jika tujuan masuk ke kastil karena ingin mengambil foto2 dan Video, lupakan saja. Di dalam dilarang keras dan dijaga dimana mana. Lah rugi doong kalo mo masuk? Enggak juga, karena tiket seharga €13 untuk kelas kastil terkenal itu nggak mahal sebenarnya, cuma didalamnya ya gak bisa ngapa2in selain dengar penjelasan guide.


* Hanya ada 1 tempat yang boleh di jadikan tempat foto di dalam Kastil, yaitu di balkon kecil di lantai 3 kalau nggak salah setelah WC dekat ruangan nonton 3D. Disini pemandangan yang spektakuler utk foto dan selfie itu ditemukan, karena pemandangannya yang menghadap ke Höhenschwangau Castle dan Danau Alpensee menjadikannya seperti cerita di dalam mimpi. Jadi rugi kalo ngga masuk Kastil. *Lokasi foto wajib*

* Jika tidak ingin masuk Kastil, bisa tetap ambil foto di halaman atas didalam Kastil. Caranya, lewatilah antrian orang yang ingin masuk Kastil di gate masuk, lalu pergilah menuju tangga dan naik aja sampai di atas (tidak dilarang) sampai ke halaman atas Kastil maka kita bisa memuaskan hasrat kita berselfie ria disana.Tempat ini jadi bagian *lokasi foto wajib* jika kesini.

*Pergi ke Neuschwanstein itu sering gak kebagian tiket, alias quota perhari habis. Jadi sebaiknya reservasilah terlebih dahulu disni :
https://www.hohenschwangau.de/1355.0.html biasanya harus di ambil 1,5 jam sebelum waktu yg masuk yang dipilih.

Check informasi harga resminya disini :https://www.hohenschwangau.de/1360.0.html karena kalo kalian membeli ticket dengan website yang lain harganya bisa 2x bahkan 3x lipatnya dari harga ini.

*Kastil Neuschwanstein itu berdekatan dengan Kastil Höhenschwangau yang masih dibiarkan menjadi milik pribadi keluarga kerajaan. 

*Jika kita berjalan dari tempat parkiran atau Halte Hohenschwangau/Alpseestraße lurus ke atas melewati toko2 dan restaurants, kita akan sampai ke Danau Alpensee yang menawan. Kalau pagi2 kesini di bawah jam 11 *waktu terbaik untuk kesini* air danaunya menjadi biru atau turquoise sekali. Kita bisa berjalan disepanjang pinggir danau tanpa perlu membayar apapun, juga bisa duduk2 di kursi yang tersedia. *Lokasi foto wajib*
Danau Alpensee


perahu sewa di danau Alpensee
* Jikalau masih penasaran juga dan mau membuang sedikit uang, bisa pergi ke tempat penyewaan perahu di pinggir danau. Harga sewanya antara 4,5-6 euro tergantung jenis perahu yang mau dipakai.

Note : kalau kedatangan kalian dari München dan masih ingin melanjutkan perjalanan langsung ke Austri, dari Füssen bisa melanjutkan perjalanan ke Austria ; Kota Salzburg yang terkenal dengan rumah Mozzart-nya, atau ke Hallstatt si Kota Tua nan mempesona tujuan impian para pengembara.

*Sekian*