Rabu, 28 September 2016

3 Tempat yang membuat aku Ngakak di Paris


Ngakak habis di Paris, kenapa ?

Setiap aku melihat status orang pergi ke Paris, dapat di pastikan 3 simbol Paris yang terkenal ini akan menjadi sasaran utama sebagai tempat berburu foto Selfie.

Penasaran habis, maka setelah search internet aku pun membuat daftar tempat yang akan aku kunjungi ke disana.
3 Sasaran ini kujadikan top list utama on my travel plan, tentunya aku pasti akan mengunjungi tempat tempat terkenal lainnya juga. Tapi ku utamakan yang ini dulu aja takut nanti dikira ngga gaul...hehehe...

Yuuukkk…apa sih hebatnya?

Mulailah aku dengan sasaran utama ku ;
  1. Paris Arch De TriomphGapura Kemenangan  Kota.

  1. Paris De La ConcordeAlun Alun Kota Paris.

  1.  Notre Dame ; Bunda kita di Paris .

  1. Paris Eiffel TowerMenara Eiffel si Menara Cinta.

(tempat-tempat lainnya akan kuceritakan dengan halaman terpisah, ok?

Menara Eiffel Paris adalah sebuah Tower utk memperingati 100 abad kota Paris.

Paris Arch De Triomph : adalah sama dgn Gerbang Kota sbg Symbol kemenangan Perancis yg didirikan oleh Raja Napoleon pd thn 1806. berada di ujung barat wilayah Champs-Élysées yang terkenal karena di dalam jalan Terowongan bawah tanah Champs-Élysées-lah Putri Diana meninggal tabrakan akibat dikejar Paparazzi.

Paris De La Concorde semacam Monumen, tadinya adalah alun2 utk para bangsawan mengeksekusi para penjahat. Tower dengan ketinggian 324 metres, menara terkenal itu yang oleh orang kreatife Indonesia sampe dibuatin film Eiffel in Love-nya.

Jadi, saat berada ditempat pertama dan kedua, aku berguman “..Oooo...Cuma gini “
Baiklah, mungkin nanti tempat ke ketiga akan lebih bagus kali karena sepertinya tempat itu yg paling banyak dan paling wajib di kunjungi orang2 seluruh dunia.
Setelah berjalan lelah kesana kemari dan berlari mengejar Kereta ; (mobil kami sengaja kami tinggal di Apartement yang kami sewa disana karena Paris susah luar biasa mencari sebuah tempat parkiran.)

Kami ketempat ke-4,  Menara Eiffel.  kontan aku menatap wajah keponakanku Karina Silo.
Berpandang pandangan seperti di komando, seketika  tanpa dikomando kami ngakak sekencang kencangnya ngga perduli para turis disebelah yang lagi sibuk mau Selfie memandang kami aneh…
Looh lucu apanya siih ? Dimana lucunya...?
Itu lhooo...
Pengalaman ini mengingatkan kami berdua saat kami ke Jakarta urus Study Visanya dia ke Jerman.
Saat itu kami harus tinggal beberapa hari di Jakarta karena tunggu proses visa yg katanya paling lama 5 hari selesai. Nah, setelah jalan2 kesana kemari timbullah ide untuk ke Monas.
Masak sih org Indonesia sering ke Jakarta kok ngga tahu Monas?
Nyuekin sejarah  banget yaa...Bisa2 di hujat ngga Nasionalis nih nanti.

Lalu…
Besoknya jam 6 pagi dengan susah payah buru2 bangun dan mandi. Hadeeh Liburan ginikan seharusnya bangun siang. Iniii...?? Gara gara Monas jadi kayak di kejar hantu.
Kami bertiga; aku, Karina, dan Ribka putuskan naik taxi aja ke Monas...
Jam 8, menurut buku guide yang dibaca sudah harus disana. Sesampai disana terkaget kaget,  lhooo..kok sepi banget ya??
Cuma ada segelintiran org yg lalu lalang berolah raga, " mungkin kalo siangan nanti baru rame kalee," gumam ku mikir kalo siang nanti pasti akan ada apa2nya.
Lalu kami Putuskan dari pintu entry di pinggir jalan depan jalan kaki masuk sampai ke pintu masuk gedung Monas.
Eeehh Sama..!! Yang ada paling orang jualan souvenir souvenir yang menurutku juga ngga menarik.
Namun kami putuskan untuk tetap masuk aja dan naik sampai ke puncak. Wong udah sudah nyampe disini kok? Ya sekalian aja deeeh naik ke puncak.
Kami pergi ke loket untuk beli ticket naik ke atas ngga pake antri, lha iya wong ngga ada siapa siapa..hahahah...
Dengan bantuan Lift naiklah kami sampai ke puncak.
Sampe diatas sibuk jeprat-jepret nikmati pemandangan sekeliling kota jakarta dari tiang tinggi Monas sejenak langsung turun lagi karena juga tidak ada pemandangan yang breathtaking di sana (masih menurutku). Ngga habisin 1 jam kita udah cabut lagi.
Good bye Monas, once in a life time is enought !
Selamat Tinggal Monas, sekali seumur hidup untuk mengunjungimu  itu sudah cukup!

* * Balik lagi ke cerita tentang Paris **

sekarang persamaannya :
Lhaa.. Paris Eiffel Tower, Paris Arch De Triomph, Paris De La Concorde selain sejarahmu yang membuatmu terkenal, apa bedanya dirimu dengan Monas Jakarta ?
Berbedanya  3 tempat ini dengan Monas adalah Sejarahnya yang memang terkenal dan menggema ke seluruh dunia dan ribuan orang setiap harinya datang mengunjunginya, sehingga pundi pundi Kota Paris jadi kembung karenanya. 

Sedangkan Monas Jakarta paling banter cuma berdengung sampai ke negara tetangga, itu pun hampir tidak pernah ada dalam daftar wajib ketika mereka mengunjungi ibu kota Jakarta.
Jangankan tourist luar atau Mancanegara,  kita aja yang Indonesia asli lahir di negara tercinta ini sering merasa tidak penting untuk memasukan menjadi must visit plan.

Persamaannya yang sampai membuat aku ngakak adalah ; tempat ini sama sama mengandung nilai sejarah yang tinggi bagi negara, tetapi tempat ini adalah tempat yang mati. Tempat yang tidak menarik sebenarnya karena tidak ada aktfitas apapun yang bisa kamu nikmati disana selain hanya sebuah Monumen negara yang terkenal. Bagian dari symbol negara, bagian dari sejarah penting, sehingga jika orang orang mengunjunginya ke sana tidak memerlukan waktu yang lama, cukup berdiri cekrak-cekrek ambil pose, pasang pose sana sini dan selesai, tak ada hal lain yang bisa dinikmatin selain itu. Kecuali jika lagi beruntung tempat ini lagi dipakai buat acara ke negaraan baru ada tontonan yg bisa dinikmati.
Namun demikian para pengunjung sering merasa puas mengunjungi tempat seperti ini, karena pasti setiap mereka memposting hasil penjelajahan mereka di sosmed, orang seluruh dunia pun bakalan cepat mengenali lokasi selfie-nya sebagai tempat yang terkenal, terpopuler di negara tersebut.

Jadi kata singkatnya adalah " this places is just good for Selfie doang".

Monas Jakarta, mudah mudahan suatu saat dirimu bisa seperti Monumen monumen Mancanegara ini juga, menjadi top selfie place,  top list visit di Jakarta, menjadi must visit of Ibu kota, bukan sekedar menjadi ajang janji dusta Politikus Indonesia untuk terjun bebas dari puncak mu sana.

** Salam,
Alce @  Paris * *




Selasa, 27 September 2016

Sejarah Singkat Tari Perut

Oriental Dance: Tarian untuk seluruh keluarga
  
Berlawanan dengan kepercayaan banyak orang barat, Oriental dance (nama yang benar untuk Tari Perut) aslinya bukan sebagai  Tarian penggoda yang sudah dilakukan oleh para selir untuk merangsang Sultan atau sang Raja.

Berabad abad peranan Oriental dance dalam kehidupan sosial Negara Timur Tengah sudah berlangsung.Bahwa dari tarian rakyat itu orang orang dapat melakukannya dengan penuh kegembiraan pada kesempatan tertentu seperti  pada pesta perkawinan, Kelahiran Bayi, Festival dalam komunitas tertentu, dan acara acara lainnya yang dapat membawa orang orang dalam sebuah kebersamaan pesta.


  Tarian dalam Kehidupan Sosial Muslim


Mengikuti pertumbuhan Islam, masyarakat hidup dalam rumah tangga yang terpisah-pisah. Laki laki hidup dalam satu bagian didalam rumah sedangkan wanita dan anak-anak hidup dalam bagian lain pada rumah tersebut. Kata Harem”  bukan referensi  ke beberapa kamar erotik penggoda yang berisi dengan wanita telanjang tergolek di atas bantal menunggu kesempatan mereka untuk menggoda Sultan. Melainkan semata mata penunjuk ke bagian rumah dimana wanita melakukan kegiatan mereka sehari hari seperti urusan memasak, menjahit, bergosip dengan teman-teman dan memikirkan anak-anaknya. Kata “Harem” berasal dari kata “Haram”, artinya “Terlarang”: laki-laki yang bukan bagian dari keluarga secara langsung atau Muhrimnya dilarang memasuki daerah  markas wanita ketika mereka mengunjungi temannya.

Berkenaan dengan acara  pesta yang akan dilakukan, wanita akan merayakan dengan sesama wanita lainnya, dan laki-laki melakukan pesta yang terpisah dengan sesama laki-laki. Sejarahnya, laki-laki dan perempuan tidak bercampuran. Dalam beberapa Negara Muslim, itu masih terjadi sampai hari ini.

Pada sore hari, selesai memberi makan suami mereka dengan makanan sore yang besar, wanita kadang-kadang berkumpul di rumah saudaranya, tante, sepupu, teman atau neneknya untuk menikmati waktu bersama-sama. Dalam kebersamaan yang tidak resmi itu, mereka mungkin bangit dan mengambil kesempatan untuk menari satu sama lainnya. Disinilah salah satu cara bagi seorang ibu yang mempunyai anak laki-laki bujangan untuk mencari  gadis yang memenuhi syarat bagi anaknya didalam komunitas tersebut.
 Pada saat itu umumnya tidak ada “costume” yang special untuk dipakai, orang-orang semata mata menari dalam pakaian pestanya. Hanya seperti saat kita datang ke sebuah pesta biasa, boleh berpakaian bagus dari biasanya untuk menghadiri sebuah pesta perkawinan misalnya. Sebelumnya Tarian ini bukan sesuatu pertunjukan yang dilakukan oleh orang yang kita bayar secara proffessional untuk mengisi acara, melainkan sesuatu yang didapatkan dan dilakukan secara spontanitas oleh audience.

 Abad ke – 20

Waktu berubah....
Perjalanan waktu pun telah mengubah orang-orang sesuai waktunya.

Pada Masa abad ke 20 telah terjadi beberapa perubahan bentuk dan peranan tarian dalam kehidupan sosial di negara negar Timur Tengah.

Penjajahan dari eropa telah membawa gaya kebarat-baratan mereka mempengaruhi Timur Tengah, yang mana didalam beberapa negara telah menghancurkan garis pemisah tradisional antara laki laki dan wanita, yang pertemanannya menjadi bercampur baur didalam  kehidupan sosialnya.

Telah tumbuhnya Night Club sebagai tempat orang orang untuk mencari hiburan.
Composer seperti Mohammed Abdel yang telah menciptakan music gaya baru dengan pengaruhnya yang berat sekali pada suara orkestra barat.
Telah munculnya Cairo dan Beirut sebagai pusat kebudayaan penting didalam dunia Arab.
Pada awalnya industri perfilman mesir tertuju pada Samia Gamal, Tahia Carioca, dan pada penari penari lainnya sebagai bintang-bintang Internasional, dan Hollywood telah menginspirasi tarian Timur Tengah ini pada sebuah costume yang berbentuk kutang dan ikat pinggang yang dibuat dipenuhi dengan kerlap kerlip perhiasan dan mote-mote pada pemunculannya yang pertama.

Sepenuhnya “industri hiburan”  telah menyapu dunia untuk mengambil keuntungan dari mengejar keuntungan merekam, film, radio dan tehnologi pertelivisian dari Budaya tradisional tarian Timur Tengah ini.

 Tari Perut Hari ini

Hari ini, walaupun masih ada pengecualian, sebagian besar didalam negara Timur Tengah tidak ada lagi pemisahan antara laki-laki dan perempuan.
Tidak ada lagi yang melakukan pesta terpisah antara pria dan wanita pada resepsi perkawinan juga pada kesempatan spesial lainnya.
Namun bahwa wanita masih harus menari dengan sesama wanita dan laki laki dengan laki Laki masih tetap terjaga hingga kini, tetapi pada umumnya sekarang ini mereka  melakukannya pada sebuah ruangan besar secara bersama-sama.

Wanita-wanita muslim yang masih konsevatif masih ragu-ragu untuk menari dalam posisi dimana laki laki yang bukan suaminya dapt melihat mereka, walaupun itu dalam acara sosial sehari-hari di kehidupan mereka. Sehingga saat para wanita tersebut mungkin pergi ke suatu acara yang dicampur antara wanita dan prianya, mereka memilih untuk tidak akan menari.
Penari proffesioanal sering melakukan pertunjukan di niteclub, dan sering dipanggil untuk pertunjukan pada acara perkawinan dan juga acara acara spesial lainnya.
Tanpa keraguan, telah terjadi pada banyak orang tertentu yang sepanjang tahun telah menggunakan tarian ini untuk keperluan pribadi sebagai alat yang menggoda.
Tetapi itu bukanlah sebagaimana cara asli orang di Timur Tengah yang menganggapnya sebagai tarian tradicional,Tarian Oriental.
Para Penari yang menggunakan tarian ini sebagai alat penggoda tentu saja tidak memandang sama seperti peranan tarian ini dalam kebudayaan aslinya yang dimiliki.
Bagi mereka, yang mengerti akar budaya tarian ini mengingatkannya dengan sungguh sungguh pada suatu dunia dimana orang orang dengan segala umur menarikannya dengan suka cita disaat mereka berkumpul bersama-sama dengan teman-teman dan keluarganya.

Seperti suatu hari, saya pergi ke Cairo selama 2 minggu dengan teman orang Maroko dan 3 teman lainnya.
Mengikuti nasihat travel yang kami baca, kami memakai baju kurung yang lengkap dengan kerudungnya sepanjang waktu, untuk menunjukkan bahwa kami menghormati adat istiadat disana. Pada saat larut malam  kami mendengar suara gendang yang keras di lorong dibelakang hotel tempat kami menginap, kami pergi memeriksanya.
Sebuah pesta perkawinan tengah berlanjut disana.
Melihat kami yang duduk mengintip di pojok, akhirnya dengan ramah tamah tuan rumah mengundang kami untuk bergabung dalam pesta mereka.

Para penari yang dibayar adalah group penari laki laki yang masih muda, berpakaian dalam pakaian khusus tradisional disana dan melakukan pertunjukan dari tarian tarian rakyat khusus laki laki.

Setelah pertunjukan selesai, para penari istirahat namun musik terus dimainkan. Seorang Wanita tua yang berdiri sebelah kiri kami mati matian membujuk saya untuk menari dengannya.
 Sedangkan wanita satunya yang lebih muda adalah ibu dari mempelai wanita, dia tidak menari tetapi dengan senyumnya yang lebar dia melakukan zaghareet, sebuah siulan khusus yang dilakukan seseorang saat acara tarian berlangsung mengiringi meramaikan acara menari.
Walaupun demikian, saya tidak bisa bicara sepatah kata pun bahasa Arab dan mereka juga tidak tahu apa apa tentang bahasa inggris.
Namun kami dapat secara luar biasa bersenang senang dan bergembira bersama-sama.
Kenangan ini kenangan yang tak terlupankan,  kenangan yang sangat kami cintai dari kehangantan kehidupan orang orang mesir.

Bellydancing Bellydance Bellydancers


Kesimpulan

Bagi penari yang sepanjang pertunjukkannya  menggeliat seperti orang kesakitan di atas panggung mereka  sudah jelas adalah seorang penari penggoda  (menurut saya).
Penari tersebut jelas antara tidak mengerti tentang latar belakang kebudayaan ini, atau dia memang tidak perduli tentang nilai akan sebuah citra rasa seni.

Catat, Ini adalah tarian pergaulan, tarian sosial Timur Tengah,  diciptakan untuk dinikmati saat berkumpul bersama baik dengan teman teman maupun keluarga untuk merayakan suka cita saat berkumpul bersama sama.

################################################################