Sabtu, 15 Juni 2019

Pengalaman Naik Flixbus Eropa


Pengalaman Perjalanan yang tidak menyenangkan.
Flixbus adalah sebuah sebuah moda transport darat yang paling terkenal di daratan eropa. Bukan saja karena harga nya yang murah meriah akias miring habis tapi karena destinasinya banyak. Tersambung ke berbagai daratan negara eropa, Stasiunnya berdekatan dengan kereta api dan jalur nya yang selalu tersambung dengan airport membuat orang-orang menjadikannya angkutan favorite.

Jalan-jalan itu tidak selamanya enak dan gampang!

Berawal dari adanya tanggal merah hari senin ini di Jerman *Pfingstmontag*10.6.19, maka kuputuskan kali ini long weekend nya pergi ke Slovania aja (cerita Slovenia akan saya tulis terpisah). Perginya naik pesawat dan pulangnya harus naik bus karena tidak dapat tiket akibat beli mendadak dan tidak jauh-jauh hari sebelumnya. Looh kok nekaat?? Naik Bus kan lama dan capek doong. Saya bukan type Princess jadi kalo pas memang mau jalan ya jalan aja gak usah banyak bacot. Ini mumpung Ribka ada libur looh. Lagian kami sudah terbiasa terbang dalam jangka waktu yang lama 12- jam-an nonstop. Jadi perjalanan 11 jam Slovenia-Frankfurt itu tak apa banget apalagi sering singgah, bisa keluar dan beli makanan.

Dari awal perjalanan kami sepertinya sudah bermasalah! Aku yang biasanya booking pesawat dulu eeh kok jadi booking penginapan dulu. Pas gak dapat tiket pesawat pp mau batal akomodasi gak bisa karena saya booking kamar yang non-refundable *begook* marahku ke diri sendiri.
Lalu saat berangkat menuju airport kami naik kereta dari rumah eeh, sudah nunggu di stasiun kereta tiba-tiba ada pengumuman kereta delay tanpa waktu yang bisa ditentukan. Kami nunggu kereta lainnya, ehh setelah waktu mepet juga delay juga ternyata. Siaalll.. akhirnya saya putuskan untuk naik taxi aja ke airport yang kalian tahu kalo di eropa pastilah muahal.

Lalu pulangnya seperti yang saya tulis diatas, kami naik bus. Pilihannya adalah Flixbus, bis eropa yang terkenal banyak jalurnya dan murah, tiketnya tinggal dibeli online dan seat bisa di booking (sistem beli seat) di appnya membuat banyak orang menyukai transport ini. Alasan lain pilihan naik bus bagi ku adalah karena aku tidak suka naik kereta. Kereta harus gonta ganti karena pisah jalur, suaranya yang guduk-guduk kencang dan ngelihat keluar bagaikan kilat karena kereta melaju cepat membuatku sering pusing sehingga aku tidak menyukainya.

Singkat cerita ; Ketika sampai ke perbatasan Slovenia-Austria kami istirahat disebuah pom bensin di jalan tol bagian Austria. Istirahat diberikan 10 menit aku dan Ribka pergi ke WC yang berada di basement. Ribka membutuhkan waktu agak lama di toilet karena boker sakit perut, aku pun tidak keluar ke bis memberitahukan karena kupikir cuma sebentar aja dan lagian toilet yang berbayar ini membuat ku malas bolak-balik lagian gak mungkin kan tinggalin Ribka sendirian di basement.
Saat kami keluar olala…, kami pucat pasi! Bus yang kami tumpangi sudah pergi!!

Panik setengah modayarr. Bayangkan, bukan hanya karena ketinggalan saja, tapi barangku terutama Sonny Mirrorless camera kebanggaanku dan lensa besarnya yang belum lama ku beli pun berada didalamnya tidak kubawa keluar saat turun ke toilet. Tak tahu harus bertindak apa. Ku telepon call centernya tetapi tidak angkat-angkat. Mau minta tolong siapa susah karena ini ada di highway. Lalu aku masuk ke dalam gerai yang ada dan menceritakan keadaanku dan Ribka yang ketinggalan ke pegawainya. Mereka menyarankan ku untuk berbicara dengan managernya. Untung masih ketemu orang baik, manajernya membantu melepon call center flixbus yang setelah 1 jam lamanya baru mau diangkat.

Berbicara pada operator disana, mereka tidak mau membantu sama sekali. Alasannya kalau ketinggalan itu salah sendiri dan harus mencari jalan sendiri untuk bisa sampai pulang kerumah. Perusahaan bus tidak mau menanggung dan tidak mau bertanggung jawab soal ini, karena sebelum diperbolehkan keluar bus, sopir sudah memberitahukan berapa lama istirahatnya. Eropa memang kezaaamm soal beginian. Pihak Bus hanya berjanji bisa menyimpan barang saya yang ketinggalan sampai di tempat terakhir tujuan dan seseorang harusnya menjemputnya segera di stasiunnya mereka saat busnya tiba. Doohh gimana bisa??

Panik ku telepon suami, dia yang lagi berada di Tokyo dan mestinya sudah tertidur nyenyak bangun dengan direct call ku dari hp (tanda telepon emergency). Seperti biasa dia selalu jadi Superman ku yang ajaib. Menenangkan dan selalu memberi solusi yang tepat disaat genting. Aku dan Ribka disuruh naik taxi dari situ ke stasiun kereta dan mencari jalan naik kereta pulang ke Frankfurt. Dia akan menelpon dan mengurus komplain ke Flixbus.

Dengan bantuan manager gerai yang baik hati yang memberi makan gratis Ribka karena kasihan dia menangis membantu kami menelpon taxi untuk mengantar kami pergi ke statsiun kereta. Beruntung, masih ada kereta yang mau berangkat setengah jam lagi walaupun muahal (bisa beli 1x tiket pesawat) tetap kami beli yang penting bisa pulang ke rumah.

Alhasil, suamiku yang berhasil menelpon call center Flixbus berhasil menyampaikan komplain dan argumentasinya yang menurutku karena dia orang Jerman entah gimana ngomong nya bisa membuat Flixbus berjanji untuk mengembalikan barangku dengan lengkap dan akan mengembalikan semua biaya yang aku keluarkan baik naik taxi maupun kereta ke Frankfurt. Barangku yang tertinggal di dalam bus di jemput Ayin keponakan ku yang sebenarnya juga baru saja sampai dirumah (kami bertemu di Slovenia, dia melakukan perjalanan 5 negara). Barang di ambil tanpa masalah dan lengkap.

Jadi peringatanku ; denger-denger katanya, di Flixbus itu sudah sering kejadian seperti ini terjadi. Seperti kejadian yang terjadi pada kami, padahal saya hitung kami cuma lambat kembali 3 menit looh, pantat busnya aja masih kelihatan di tikungan saat kami kembali ke parkiran. Perginya itu tanpa seorang pun yang berusaha memanggil atau mengingatkan kami. Padahal Flixbus pasti tahu mestinya kalau kami belum masuk. Denger-dengar dari cerita orang sih kasus ini sering terjadi dengan bus ini. Mereka sering tidak mengecek dan tidak mau menunggu jika penumpangnya tidak ada. Jadi kalau kalian ada yang berniat naik bus ini di eropa, berhati-hatilah. Jangan sampai telat datang saat keberangkatan dan jangan sampai kelamaan di toilet atau belanja saat istirahat. Mereka sangat kejam dan tidak mau tahu. Coba aja kejadian seperti yang kami alami ini, jika pas tidak punya uang di dompet (aku cuma punya 50 € cash, tapi setelah ketemu ATM di Stasiun kereta) dan Credit Card, terus diri kami piyeee???

Catatanku : Perjalanan yang sulit dan pengalaman yang jelek tidak akan pernah mampu untuk membuat ku berhenti dan kapok untuk melakukan perjalanan lainnya. Disinilah seni travelling itu adanya, seni pembelajaran diri dan membuat perjalanan itu menjadi yang tak terlupakan.

Semoga bermanfaat!

Bersambung ke…
Slovenia yang bikin jatuh cinta.

#alceflixbus
#alceslovenia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar