Senin, 17 Juni 2019

Slovenia Yang Bikin Jatuh Cinta


Negara asal istri Donald Trump.
Kenapa ke Slovenia? Tanya temanku ketika aku memberi tahunya kalau aku ingin ke Slovenia.
Aku ingin bertemu Melanie istrinya Presiden Amerika Donald, kata ku.
Tahukah kamu kalau istrinya itu berasal dari sini? Slovenia booww!

Slovenia adalah sebuah negara kecil yang sangat indah, bersih rapi dan lumayan murah.Dengan negara berpenduduk hanya 2, 5 juta, Slovenia bahkan dinobatkan sebagai negara terhijau di tahun 2016.

Ibukota Slovenia adalah Ljubljana (baca: Liubliana), dengan penduduk sekitar 300 ribu saja  merupakan sebuah ibu kota yang sangat kecil di eropa.
Memiliki beberapa destinasi tourist yang sangat mempesona. Disini saya hanya menceritakan apa yang telah saya kunjungi saja.

Ljubljana
Old townnya dia dikelilingi dalam waktu 2 jam dengan berjalan kaki aja udah pasti kelar. Old townnya Ljublnana dibelah oleh sebuah sungai canal kecil yang sangat bersih. Di sepanjang kiri dan kanan pinggiran sungai ini dipenuhi dengan restoran, bar dan cafe yang nyaman. Harganya juga boleh dikata tidak mahal. Orang bisa duduk santai sambil menatap kedalam sungai menatapi kapal-kapal yang lalu lalang membawa turis menyusuri sungai. Jika tidak ingin duduk di restoran mengeluarkan uang, pengunjung pun bisa memilih duduk di bangku-bangku santai yang disediakan untuk umum di sepanjang sungai.
Dalam kota Ljubljana kami mengunjungi ;
Castle Ljubjana : dibangun di sebuah puncak bukit didalam kota Ljubljana. Untuk sampai ke puncak Kastil bisa dilakukan dengan berjalan kaki atau naik Fenicular  (kereta kaca) yang membawa pengunjung naik dan turun dari ke Kastil. Naik fenicular  ;single ticket Dewasa 2,2 € return ; 4€, anak-anak ; single ticket 1,5€, return 3€. Semuanya belum termasuk harga tiket masuk ke dalam Museum yang ada di dalam kastil. Tapi menurut saya tidak perlu masuk kedalam Museumnya disini karena setelah berada di puncak sana pun kita masih tetap bisa masuk kedalam beberapa tempat di dalam kastil. Free masuk ke puncak benteng dan menara yang menghadap ke old town. Dari atas tembok benteng ini kita bisa melihat keindahan kota Ljubljana dibawah sana. Free masuk ke Chapel Kastil, penjaranya dan ruangan-ruangan lainnya. Untuk naik dan turun ke Kastil ini sebenarnya bisa juga dilakukan dengan jalan kaki. Tetapi saya memilih naik pakai Fenicular biar bisa melihat ini kota dari dalam Fenicular dan turunnya jalan kaki biar merasakan sensasi menuruni jalan setapak Kastil. Untuk  jalan turun, kami tidak memiliki panduan tetapi dengan menanyakan saja pada pegawai Kastil atau pegawai restoran disana.

Tempat-tempat yang lain seperti ; Ljubljana Cathedral, Central Market, Dragon Bridge, Triple Bridge, City Square (Presernov Trg), Franciscan Church itu semua berada di lokasi yang saling berdekatan. Berada di sebelah kiri dan kanan jembatan-jembatan berada di sepanjang  sungai yang membelah old townnya Ljubljana.
Jembatan-jembatan itu saling berdekatan, paling berjarak 25-50 mtr antara 1 dengan yang lainnya, Sehingga jika kita ingin mengambil foto dari jembatan 1 ke jembatan lain nya pun bisa tercover dengan lensa kamera biasa saja bahkan dengan handphone sekalipun.

Jembatan-jembatan yang terkenal  itu  di mulai dari :
Dragon Bridge ; bersebelahan persis dengan pasar tradisional Ljubljana yang terkenal itu. sebuah jembatan dengan symbol Lembusuana aku menyebutnya (kayak symbol binatang yang di Samarinda aja), tapi orang Slovenia menyebutnya naga. Naga ini memiliki sejarahnya tersendiri didalam cerita kuno Slovenia dan dipakai sebagai  symbol pelindung kota, yang melambangkan keberanian, kekuatan dan kebijaksanaan.

Jembatan Cinta : Sebenarnya jembatan ini saya namakan sendiri aja begitu. Kenapa? Habis sih jembatan ini sepertinya dispesialisasikan untuk para muda mudi menggantungkan harapannya disana. Sepertinya sengaja dibiarkan atau disiapkan sebagai tempat menggembok cinta, karena di jembatan lainnya tidak ada gembok yang terlihat samasekali.  Banyaknya gembok  dengan berbagai macam model dan gaya yang bertuliskan nama mereka disana membuat jembatan ini menjadi unik. Berdiri disini dan membaca nama-nama yang tertulis disitu bisa menghabiskan waktu dan memiliki sensasinya tersendiri...Laaah siapa tahu ada nama mantan disana???hahahha….
Triple Bridge : Sebuah jembatan yang di bangun berjejer 3 sekaligus  yang berjarak kira-kira 5mtr antara 1 dengan yang lainnya. Jembatan ini tidak ada yang spesial menurutku. Spesialnya adalah karena jembatan ini jembatan tertua di Ljubljana, dan ketiganya dibangun oleh 3 arsitek yang berbeda. Specialnya karena jembatan ini menghadap langsung ke puncak menara Ljubljana Castle dan bersebelahan dengan Franciskanska Cerkev, sebuah gereja bergaya baroc yang berwarna terang pink salmon dan antara jembatan dan gereja adalah sebuah square yang terkenal dengan nama Preseren Square. Kalo mau ambil foto malam hari di jembatan ini maka akan kelihatan lebih fantastik karena menara Kastil yang disoroti oleh lampu sort kastil membuatnya menjadi latar yang indah.

Metelkova
Ada pengalaman spesial di Ljubljan tentang sebuah tempat yang bernama Metelkova.  Saya hampir memilih tempat menginap di daerah sini karena sebuah keunikan hotel yang merupakan bekas penjara, namanya Hotel Celica. Metelkova dalam sejarahnya adalah Markas Pusat Militer. Dan Hotel Celica  dulunya adalah tempat menahan tawanan perang dan penjahat kriminal lainnya. Seiring berjalannya waktu Metelkova dirubah menjadi pusat seni dan kreasi untuk mengekspresikan diri bagi kaum yang termarjinalkan akibat faktor etnis,  LGBT, korban pemulihan narkoba dst. Disini mereka disediakan Tempat dan alat untuk berkreasi, galeri, dan studio untuk memamerkan hasil karya mereka.
Aku tidak jadi menginap disini  karena hotel tidak menerima tamu anak-anak. Aku pergi dengan Ribka tentu saja tidak bisa, yang akhirnya ku syukuri karena setelah kami berkunjung ketempat ini ternyata memang ngeriiii buangeet rasanya.

Aku karena penasaran akan tempat ini masih nekad untuk mengunjunginya. Kurang baca informasi, aku tidak menyadari bahwa para pemuda yang berkeliaran disana adalah antara bekas para napi yang nyeni dan korban narkoba yang lagi mengikuti program rehabilitas atau orang-orang yang bermasalah lainnya. Berada disana  aku merasa seperti masuk jurnalis perang dengan bahaya yang mengintai. Aku sempat dibentak salah satu dari „penduduk“ disana saat memotret secara tidak sengaja mengenai mereka yang lagi duduk-duduk didepan artwork mereka.. Aku didatangi dan diminta untuk menghapus hasil fotoku. Kuhapus dihadapannya dengan lutut gemetar. Aku diperbolehkan memoto tanpa ada obyek orang (jika itu mereka) didalamnya. Beruntunglah ada 2-3 turis Jerman yang berada disana juga sehingga aku mengambil kesempatan untuk ambil foto cepat-cepat dan ngacir bersama mereka pulang!

BLED
Bled adalah sebuah tempat yang menjadi iconnya nomor 1 nya destinasi wisata Slovenia. Icon tersebut adalah sebuah danau yang bernama Bled Lake yang memiliki pulau di tengahnya dengan sejarah Genta pemberian Sri Paus dan sebuah Kastil yang bernama Bled Castle  yang memiliki view spektakular kearah Danau.

Bled Lake
Bled Lake terkenal dengan warnanya yang hijau Tosca (turquoise), bening dan tenang membuat danau ini bagaikan surga tersenddiri bagi Slovenia. Danau ini memiliki luas  1,45 km2 dan kedalaman sekitar 30 mtr.
Ditengah Danau ini ada sebuah pulau kecil yang bernama Blejski Otok yang berisi sebuah Gereja bergaya Gothik ditengah-tengah pulau. Menara Gereja yang tinggi itu membuat Danau Bled menjadi semakin terlihat eksotik mempesona dari kejauhan.
Konon berdasarkan cerita masyarakat setempat, dipulau ini dulu adalah tempat pemujaan si dewi cinta Dewi Ziva dalam kepercayaan Slavik.  Saat terjadi perang, tempat pemujaan di pulau ini dirusak dan menghilang lalu setelah itu dibangunlah Gereja ini.

Karena Gereja itu, pulau ini sering menjadi tujuan para pengantin. Mereka datang ke situ lengkap dengan pakaian pengantinnya dan tentu saja dengan photographernya. Tempat ini selain indah dan membuat orang penasaran juga ada legenda tentang sebuah Lonceng di Gereja ini.  Lonceng yang  memiliki arti sendiri karena diberikan langsung oleh Paus, pemimpin umat tertinggi agama Katholik di dunia.  Konon sebelum Lonceng diberikan Sang Paus,lonceng telah disucikan dulu sebelumnya dengan nazar bagi siapa yang berhasil membunyikan lonceng tersebut maka harapannya akan bisa terpenuhi.
Kisah Pemberian lonceng dari Paus ;
 Pemberian Lonceng ini ada ceritanya tersendiri.
Setelah Gereja dibangun, berkali-kali mengalami perubahan dan renovasi akibat rusak karena gempa. Yang awalnya bergaya Baroque lalu berubah menjadi Gothik, dan Menara beserta bell nya pun sering mengalami pergantian. Menurut legenda yang beredar disana, tersebutlah seorang janda muda yang bernama Poliksena yang menjadi seorang penghuni Kastil Bled yang berada di puncak tebing Danau Bled. Untuk mengenang suaminya yang telah meninggal dia mengumpulkan semua emas peraknya untuk di tempa, dijadikan Lonceng di Gereja itu. Saat Genta di bawa kesana, dalam perjalanan mereka menuju pulau terjadilah angin badai yang dahsyat yang menyebabkan perahu mereka karam. Semua kru dan lonceng tenggelam dan lenyap ke dasar danau. Poliksena dalam kesedihannya pergi meninggalkan Bled menuju Roma untuk menjadi biarawati disana sampai dia meninggal. Cerita ini terdengar oleh Sang Paus. Untuk mengenang akan peristiwa ini maka Sri Paus memberikan kemurahan hatinya dengan menghadiahkan Genta baru sebagai penggantinya. Dan Paus dalam dalam penyuciannya terhadap Genta menyatakan barang siapa yang bisa membunyikan Genta disana akan terwujud harapannya karena ia sudah menyatakan keinginannya di dalam Tuhan.

Bled Castle
Di Danau Bled juga ada sebuah Kastil yang berada di puncak tebing di sebelah danau. Kastil ini tidak terlalu besar dan berbentuk sederahana saja namun memiliki pemandangan yang sangat spektakular ke arah danau. Dari atas Kastil ini kita bisa memandang ke seluruh permukaan danau. Entry ticket untuk dewasa 11€, Student 7€ anak-anak dibawah 14 thn free.

Cara Pergi ke Kastil dan Danau Bled
Kastil dan Danau berada di sebuah kota kecil yang bernama Bled. Dari Ljubljana bisa dicapai dengan naik bus atau kereta.  Stasiun kereta berada sekitar 4 km dari danau dan Kastil. Untuk naik Bus, Stasiun busnya berada persis disebelah stasiun kereta api kota Ljubljana. Keberangkatan Bus dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam. Berangkat teratur setiap jam dengan harga tiket 7€/person dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Bus akan berhenti di Stasiun Union dan stasiun Bled yang masing-masing berjarak sekitar 300 mtr saja kearah danau. Jika ingin pergi ke Kastil, keluarlah di Stasiun Bled karena jaraknya yang lebih dekat.  Untuk menuju Kastil Bled belum ada transportasi umum.
Ada 2 cara menuju puncak Bled Castle, yaitu dengan berjalan kaki atau naik taxi. Jika ingin jalan kaki, kita harus pergi ke arah danau dulu. Dari jalan menuju ke danau carilah Gereja Župnijska, lewati Gereja itu ikuti jalan setapak yang mengarah naik. Jalan yang ditempuh merupakan tanah berbatu saja dan memerlukan waktu 20-30 menit untuk naik sampai ke atas.
Saya sarankan cara tergampang untuk bisa sampai ke Kastil adalah dengan naik taxi dari stasiun. Ongkosnya hanya sekitar 7-10€ saja untuk drop off, jika ingin turun bisa dilakukan dengan jalan kaki setapak ke danau yang berada di tempat parkiran Castle. Cuma ada 1 jalan setapak disana jadi nggak mungkin tersesat.
Kalau dirimu memang alergy goyang lutut (jalan kaki) bisa order taxi yang bisa ngantar dan setelah 2 jam akan jemput lagi bawa turun. Order disni : https://www.partner.viator.com/en/20649/tours/Bled/Bled-Castle-Entrance-Ticket-with-Transfer-from-Bled/d22044-44380P2


Menuju Pulau di tengah Danau Bled
Bisa dilakukan dengan cara menyewa perahu di stasiun perahu di danau. Menuju pulau bisa dilakukan dengan 3 cara.
1.       Naik Pletna Boat yaitu perahu besar yang beratap dan dikayuh oleh seorang pemilik boat yang handal. Pletna memuat banyak orang (sampai 20 orang) harga 7€/person waktu perjalanan antara 10-15 menit.
2.       Naik perahu kecil secara pribadi, muat 4-6 orang tapi ngayuh sendiri harga 5€/person waktu perjalanan 15-25 menit tergantung bagaimana kau mau menikmati danau dan mengayuh.
3.       Naik perahu tunggal semacam perahu Kayak sayangnya saya tidak tanya berapa biaya sewanya.
Note : di tengah pulau ada penjual ice cream, kue dan minuman. Juga bisa di pakai buat tempat ngopi-ngopi. Kalau ingin masuk ke Gereja dan naik ke tower untuk membunyikan Lonceng harus membayar extra lagi sekitar 6€.

Jika tidak ingin mengeluarkan biaya perahu untuk pergi ke pulau di tengah danau, kitapun bisa berjalan kaki keliling dengan cara menyusuri danau. Untuk menyusuri danau ini diperlukan waktu antara 2-3 jam. Semua memiliki keuntungan sendiri-sendiri. Nah lo, terserah elu aja mo pulih yang mana.

Penginapan di Bled
Tentu saja jika memiliki waktu yang cukup kita bisa menginap di Bled, tapi fyi ya akomodasi disni tu lebih mahal dari Ljubljana karena selain menjadi icon juga penginapan disini masih sangat terbatas jumlahnya. Bahkan menurut landlord apartement tempat saya menginap yang juga memiliki room for rent disini, di musim summer 3 bulan sebelumnya aja semua kamar pasti sudah fully booked semuanya.

Kapan waktu terbaik untuk mengunjungi Bled?
Bled bisa dikunjungi kapan saja. Jika ingin menginap disini, Musim Panas adalah musim yang tidak tepat untuk berkunjung karena akan kesulitan mencari tempat menginap dan kalau pun ada, harga akan melambung tinggi. Autumn adalah saat yang sangat romantis, karena dedaunan yang berwarna-warni efek dari musim gugur akan menjadi sangat kontras dengan warna hijau tosca danau yang bening membuat tempat ini bagaikan alam negeri dongeng.
Winter pun akan menjadi sangat indah karena salju yang putih membawa perasaan tersendiri ke negeri danau ini, seolah-olah kita hidup di dunianya Elsa. Danau Bled ini sering membeku di musim dingin yang extrem dan sering di pakai sebagai ajang main Rollerblade dan jalan-jalan diatasnya.

POSTOJNA
Postojna memiliki 2 destinasi tourist yang sangat terkenal yaitu Postojna Cave dan Predjama Castle.
Postojna Cave
Postojna Cave adalah sebuah destinasi wisata berupa gua yang berisi karst-karst cantik didalamnya dengan Panjang 24 km lebih. Untuk menyusuri Cave ini dilakukan dengan naik kereta Cave didalamnya setelah membeli entry ticket dan membutuhkan waktu sekitar 1, 5 jam untuk berada didalamnya. Harga ticket untuk Dewasa € 25.80,  Student €20.60, Anak-anak €15.50. Lumayan mahal kan? Terus terang saya karena waktu yang mepet dan karena tidak terlalu interest  dengan Cave saya skip aja. Kami cukup foto-foto didepannya saja lalu langsung menuju Predjama Castle.

Predjama Castel
Kastil ini adalah sebuah kastil yang berdiri megah, indah dan menangtang yang bertengger disebuah perut tebing berketinggian 123 meter dan sudah berumur lebih dari 800 tahun lebih. Terletak sekitar 9 km dari Postojna Cave. Predjama Castle adalah satu-satunya Cave Castle yang terbesar diseluruh dunia dan satu-satunya yang berada di eropa. Kastil ini terkenal banyak memiliki lorong-lorong rahasia di perut buminya menembus pegunungan untuk menjalani misi rahasianya. Sayangnya lorong-lorong rahasia itu tetap di keep rahasia dan tidak dibuka untuk umum. Berada di didalam Kastil ini rada-rada seram dikit. Saya walaupun banyak orang didalamnya serasa merinding-merinding juga. Entahlah, seperti ada seseorang yang selalu mengawasi dalam Lorong yang gelap, terutama di ruangan penyiksaan..iiihhh..!!!
Berada di Kastil ini mengingatkan saya akan sebuah Kastil kuno di Tibet. Entahlah kok rasanya mirip-mirp. Mungkin karena sejarah dan kemiripan inilah membuat Jackie Chan dalam filmnya yang berjudul Armour of God shooting disini.

Harga tiket dewasa €13.80, Student € 11, anak-anak dari 6-15 thn € 8.30. anak-anak dibawah 6 thn € 1.

Cara Menuju Postojna Cave dan Predjama Cave ;
Postojna jika di tempuh dengan kereta api atau Bus dari Ljubljana kurang lebih 1-1,5 jam. Harga tiket regular naik kereta sekitar 4-10 €. Atau naik Bus umum ke Postojna. Dari stasiun Postojna ke Predjama Castle naik taxi sekitar € 15/one way.
Di stasiun Bus ada perusahan Bus yang melakukan pelayanan perjalanan ke Postojna cave dan Predjama Castle. Dengan membeli entry ticket disana harga tiket sudah termasuk antar jemput destinasi wisata tersebut. Tiket bisa juga di beli langsung di stasiun Bis pada loket no. 3.  Untuk pembelian tiket online atau sekedar lihat-ligat harga serta jadwal keberangkatan silahkan lihat dibawah ini. https://www.ap-ljubljana.si/en/timetable/?vstopid=1&vstopnaziv2=LJUBLJANA%20AVTOBUSNA%20POSTAJA&izstopid=9493&izstopnaziv2=Postojnska%20jama&datumvstopa=18.06.2019&ponudnikid=0&rnd=rMJuL
        
Time table Ljubljana-Postojna Cave-Lubljana, lihat disini :

Perusahaan ini juga memberi luggage storage service, koper 30 kg kebawah biaya € 3.50/day, 30 kg keatas € 6/day.

Demikian, semoga bermanfaat.

Sabtu, 15 Juni 2019

Pengalaman Naik Flixbus Eropa


Pengalaman Perjalanan yang tidak menyenangkan.
Flixbus adalah sebuah sebuah moda transport darat yang paling terkenal di daratan eropa. Bukan saja karena harga nya yang murah meriah akias miring habis tapi karena destinasinya banyak. Tersambung ke berbagai daratan negara eropa, Stasiunnya berdekatan dengan kereta api dan jalur nya yang selalu tersambung dengan airport membuat orang-orang menjadikannya angkutan favorite.

Jalan-jalan itu tidak selamanya enak dan gampang!

Berawal dari adanya tanggal merah hari senin ini di Jerman *Pfingstmontag*10.6.19, maka kuputuskan kali ini long weekend nya pergi ke Slovania aja (cerita Slovenia akan saya tulis terpisah). Perginya naik pesawat dan pulangnya harus naik bus karena tidak dapat tiket akibat beli mendadak dan tidak jauh-jauh hari sebelumnya. Looh kok nekaat?? Naik Bus kan lama dan capek doong. Saya bukan type Princess jadi kalo pas memang mau jalan ya jalan aja gak usah banyak bacot. Ini mumpung Ribka ada libur looh. Lagian kami sudah terbiasa terbang dalam jangka waktu yang lama 12- jam-an nonstop. Jadi perjalanan 11 jam Slovenia-Frankfurt itu tak apa banget apalagi sering singgah, bisa keluar dan beli makanan.

Dari awal perjalanan kami sepertinya sudah bermasalah! Aku yang biasanya booking pesawat dulu eeh kok jadi booking penginapan dulu. Pas gak dapat tiket pesawat pp mau batal akomodasi gak bisa karena saya booking kamar yang non-refundable *begook* marahku ke diri sendiri.
Lalu saat berangkat menuju airport kami naik kereta dari rumah eeh, sudah nunggu di stasiun kereta tiba-tiba ada pengumuman kereta delay tanpa waktu yang bisa ditentukan. Kami nunggu kereta lainnya, ehh setelah waktu mepet juga delay juga ternyata. Siaalll.. akhirnya saya putuskan untuk naik taxi aja ke airport yang kalian tahu kalo di eropa pastilah muahal.

Lalu pulangnya seperti yang saya tulis diatas, kami naik bus. Pilihannya adalah Flixbus, bis eropa yang terkenal banyak jalurnya dan murah, tiketnya tinggal dibeli online dan seat bisa di booking (sistem beli seat) di appnya membuat banyak orang menyukai transport ini. Alasan lain pilihan naik bus bagi ku adalah karena aku tidak suka naik kereta. Kereta harus gonta ganti karena pisah jalur, suaranya yang guduk-guduk kencang dan ngelihat keluar bagaikan kilat karena kereta melaju cepat membuatku sering pusing sehingga aku tidak menyukainya.

Singkat cerita ; Ketika sampai ke perbatasan Slovenia-Austria kami istirahat disebuah pom bensin di jalan tol bagian Austria. Istirahat diberikan 10 menit aku dan Ribka pergi ke WC yang berada di basement. Ribka membutuhkan waktu agak lama di toilet karena boker sakit perut, aku pun tidak keluar ke bis memberitahukan karena kupikir cuma sebentar aja dan lagian toilet yang berbayar ini membuat ku malas bolak-balik lagian gak mungkin kan tinggalin Ribka sendirian di basement.
Saat kami keluar olala…, kami pucat pasi! Bus yang kami tumpangi sudah pergi!!

Panik setengah modayarr. Bayangkan, bukan hanya karena ketinggalan saja, tapi barangku terutama Sonny Mirrorless camera kebanggaanku dan lensa besarnya yang belum lama ku beli pun berada didalamnya tidak kubawa keluar saat turun ke toilet. Tak tahu harus bertindak apa. Ku telepon call centernya tetapi tidak angkat-angkat. Mau minta tolong siapa susah karena ini ada di highway. Lalu aku masuk ke dalam gerai yang ada dan menceritakan keadaanku dan Ribka yang ketinggalan ke pegawainya. Mereka menyarankan ku untuk berbicara dengan managernya. Untung masih ketemu orang baik, manajernya membantu melepon call center flixbus yang setelah 1 jam lamanya baru mau diangkat.

Berbicara pada operator disana, mereka tidak mau membantu sama sekali. Alasannya kalau ketinggalan itu salah sendiri dan harus mencari jalan sendiri untuk bisa sampai pulang kerumah. Perusahaan bus tidak mau menanggung dan tidak mau bertanggung jawab soal ini, karena sebelum diperbolehkan keluar bus, sopir sudah memberitahukan berapa lama istirahatnya. Eropa memang kezaaamm soal beginian. Pihak Bus hanya berjanji bisa menyimpan barang saya yang ketinggalan sampai di tempat terakhir tujuan dan seseorang harusnya menjemputnya segera di stasiunnya mereka saat busnya tiba. Doohh gimana bisa??

Panik ku telepon suami, dia yang lagi berada di Tokyo dan mestinya sudah tertidur nyenyak bangun dengan direct call ku dari hp (tanda telepon emergency). Seperti biasa dia selalu jadi Superman ku yang ajaib. Menenangkan dan selalu memberi solusi yang tepat disaat genting. Aku dan Ribka disuruh naik taxi dari situ ke stasiun kereta dan mencari jalan naik kereta pulang ke Frankfurt. Dia akan menelpon dan mengurus komplain ke Flixbus.

Dengan bantuan manager gerai yang baik hati yang memberi makan gratis Ribka karena kasihan dia menangis membantu kami menelpon taxi untuk mengantar kami pergi ke statsiun kereta. Beruntung, masih ada kereta yang mau berangkat setengah jam lagi walaupun muahal (bisa beli 1x tiket pesawat) tetap kami beli yang penting bisa pulang ke rumah.

Alhasil, suamiku yang berhasil menelpon call center Flixbus berhasil menyampaikan komplain dan argumentasinya yang menurutku karena dia orang Jerman entah gimana ngomong nya bisa membuat Flixbus berjanji untuk mengembalikan barangku dengan lengkap dan akan mengembalikan semua biaya yang aku keluarkan baik naik taxi maupun kereta ke Frankfurt. Barangku yang tertinggal di dalam bus di jemput Ayin keponakan ku yang sebenarnya juga baru saja sampai dirumah (kami bertemu di Slovenia, dia melakukan perjalanan 5 negara). Barang di ambil tanpa masalah dan lengkap.

Jadi peringatanku ; denger-denger katanya, di Flixbus itu sudah sering kejadian seperti ini terjadi. Seperti kejadian yang terjadi pada kami, padahal saya hitung kami cuma lambat kembali 3 menit looh, pantat busnya aja masih kelihatan di tikungan saat kami kembali ke parkiran. Perginya itu tanpa seorang pun yang berusaha memanggil atau mengingatkan kami. Padahal Flixbus pasti tahu mestinya kalau kami belum masuk. Denger-dengar dari cerita orang sih kasus ini sering terjadi dengan bus ini. Mereka sering tidak mengecek dan tidak mau menunggu jika penumpangnya tidak ada. Jadi kalau kalian ada yang berniat naik bus ini di eropa, berhati-hatilah. Jangan sampai telat datang saat keberangkatan dan jangan sampai kelamaan di toilet atau belanja saat istirahat. Mereka sangat kejam dan tidak mau tahu. Coba aja kejadian seperti yang kami alami ini, jika pas tidak punya uang di dompet (aku cuma punya 50 € cash, tapi setelah ketemu ATM di Stasiun kereta) dan Credit Card, terus diri kami piyeee???

Catatanku : Perjalanan yang sulit dan pengalaman yang jelek tidak akan pernah mampu untuk membuat ku berhenti dan kapok untuk melakukan perjalanan lainnya. Disinilah seni travelling itu adanya, seni pembelajaran diri dan membuat perjalanan itu menjadi yang tak terlupakan.

Semoga bermanfaat!

Bersambung ke…
Slovenia yang bikin jatuh cinta.

#alceflixbus
#alceslovenia

Kamis, 06 Juni 2019

Jalan-jalan ke Turki itu gampang

Saya travelling ke Turki berdua anak saya saja yang masih berumur 8 tahun. Kami berdua travelling secara independent tidak pakai guide apalagi ikut paket tour. Saya mencari informasi sendiri melalui internet dan mengeksekusi semuanya sendiri.

salah satu kubah Aya Sofia

Visa ke Turki
WNI masih memerlukan Visa untuk berkunjung ke Turki, tapi cara memperoleh Visanya gampang banget. Dengan Apply Visa online di https://www.evisaturkeyapply.com/Apply.aspx, tinggal isi formulir yang ada di website, ikuti perintahnya, 5 menit langsung bisa jadi. Harganya 25 US$, Visa berlaku untuk 3 bulan atau 90 hari dengan durasi masa tinggal 30 hari per visit. Pembayaran aplikasi visanya harus dilakukan dengan Credit Card dan tidak ditanyakan berapa saldo di rekening bank mu.
Visanya akan di approved dan di kirim ke email mu, tinggal di print dan berangkatlah ke Turki. Nah Gampang kan?

Istanbul
Saya ke Turki tidak menempatkan Istanbul tujuan pertama ekplorasi saya tapi justru menempatkannya sebagai tujuan terakhir.  Alasannya sederhana, karena return flight kami depart dari Istanbul. Saya ingin mengunjungi Cappadocia dan Pamukkale terlebih dahulu. Jadi baliknya baru explore Istanbul. Istanbul adalah kota yang nyaman dan menyenangkan, orang-orangnya seperti umumnya orang Turki (sama kayak orang Indonesia) ramah, rajin menyapa dan terkadang sedikit usil dan cowoknya sedikit gatalan menurutku karena sering suka menggoda para wanita di jalan. Tapi semuanya masih dalam batas yang wajar. Biasa laki-laki.

Disini saya tidak membahas soal akomodasi Istanbul karena informasi sangat mudah didapatkan di internet dan harganya pun masih banyak yang affordable banget.
Yang perlu diperhatikan itu hanya mau menginap di daerah mana, apa mau di eastern side atau western side. Terus terang saya sarankan mending menginap di dekat Sultanahmed aja karena dekat kemana-mana jadi bisa menghemat waktu.

Mesin otomatis utk beli Istanbulkart
Transport sistem di Istanbul

Jalan-jalan di Istanbul itu enak, mereka sudah ada Metro, bis kota, tram, ferry bahkan Fennicular yang saling tersambung sistemnya, teratur seperti di eropa dan nyaman sekali penggunaanya. Naik tram juga sudah bisa beli tiket dan recharge-nya langsung di mesin otomat. Enaknya lagi kalau kita tidak tahu bagaimana cara memfungsikannya automatic machine ini kita bisa tanya siapa aja disekitar situ dan pasti orang-orang disitu selalu ada yang siap membantu. So what gitu looh, apa masih perlu pake guide atau pakai group jalan disini? Sebenarnya sangat tidak perlu looh.

Naik public transport di Istanbul itu harus menggunakan IstanbulKart. Istanbul Card ini bisa digunakan untuk Metro, Tram, biskota, Feniculars bahkan naik kapal ferry ke pulau-pulau yang ada disekitar kota Istanbul pun bisa. Kartunya bisa kita beli di mesin otomat dan kita re-charge di otomat juga atau bisa juga beli di rombong jualan majalah dan koran atau bisa juga di toko yang ada tulisan Akbil Dolum Noktası, dari Airport pun kita sudah langsung bisa membeli kartu ini.


Jika membeli di mesin otomatis, Kartu bisa kita isi sesuai kehendak kita dengan menekan pilihan yang ada di layar mesin otomatis. Harga Istanbul Card itu 10 TL (1 TL =Rp. 2.500 x 10 = Rp. 25.000) untuk kartunya saja, belum termasuk isi untuk melakukan perjalanan. Penggunaan kartu cukup di tempel atau di dekatkan ke mesin. Melihat harga kartunya aja sepertinya mahal, tapi Kartu ini bisa dipakai sekaligus buat 5 orang (yang penting duitnya ada) dan dengan memakai Kartu ini kita sudah bisa menghemat 40 % daripada membeli sebuah single tiket. Contoh : mungkin 1 single tiket harganya 5 TL, dengan memakai kartu ini jadi 3 Tl saja. Untuk mengetahui dimana dan bisa kemana saja dengan Istanbulkart ini kalian bisa mencarinya di google : Istanbul transportation and sighseeing map.

Wifi dan Paket  Data
Di Turki fasilitas Internet itu lebih friendly daripada Eropa, lebih bebas. Hampir semua tempat restaurant yang lumayan, dipastikan ada wifinya. Namun jika ingin membeli Simcard atau Kartu paket data juga bisa dengan cara menunjukkan Passport. Provider terbaik menurut review itu Turkcell. Simcard  di Turki bisa di beli di airport yang menurut ku lumayan mahal jika dibandingkan di eropa, karena saya beli untuk 8 GB = 190 Lira (Rp. 475.00). Simcard internet data yang 1 GB = 25 Lira (Rp. 62.500), 2GB valid 30 days = 30 Lira (Rp. 75.000), Simcard internet data dan Call 1G data + 500min calls + 1000 Txts in 30 days 35 Lira (Rp. 75.000).

Tujuan Wisata Istanbul  :
Istanbul itu menang di sejarahnya, laah gimana enggak? Dulu pertama kalinya Istanbul bernama Byzantium lalu berubah menjadi Constantinople, yang menjadi poros budaya antara eropa-asia, dipisahkan oleh Selat Bosphorus dan Laut hitam dan menjadi jalur sejarah Silk Road dari Asia ke Eropa. Belum lagi sejarah sebuah Dome yang berubah menjadi Mesjid lalu menjadi berubah menjadi museum, menjadi istana tempat penyimpanan peninggalan para Nabi dll. Nah kebayang kan gimana menariknya kota ini untuk di kunjungi.

Banyak tempat mestinya yang bisa di kunjungi disini tapi saya menuliskannya disini hanya berdasarkan tempat yang saya kunjungi saja.

Hagia Sophia
Aya Sofia dari luar
Hagia Sophia adalah nama dalam bahasa Inggrisnya atau dalam bahasa Turkinya disebut Aya Sofya. Awalnya adalah sebuah Dome Cathedral pada Jaman Constantinople waktu Roma berkuasa, kemudian saat terjadi Perang Salib dan ditahlukkan oleh Sultan Utsmani di bawah kepemimpinan Sultanahmed tempat ini lalu dijadikan Mesjid, dan sekarang telah beralih menjadi Museum. Menilik sejarah, jadi jangan heran kalau unsur Kristen dan Islam bertemu disini. Entrance fee 60 TL(Rp. 150.000,-) dan anak yang berumur 8 tahun ke bawah bebas biaya.

Mesjid Sultanahmed
Mesjid Sultanahmed di kenal juga dengan sebutan Blue Mosque yang berada dekat sekali dengan Aya Sofia. Letaknya persis beberapa puluh meter saja di depan Aya Sofia. Masuk Mesjid ini tidak dipunguti biaya waktu saya kesana, cuma harus diperhatikan betul jam berapa buka-tutupnya. Mesjid ditutup untuk umum tiap jam Sholat, dan dibuka lagi setelah sholatnya selesai.

Masuk ke Mesjid ini wajib mengenakan kerudung bagi perempuan dan tidak boleh kelihatan lengan, paha atau pakaian mini di atas lutut dan bahu yang terbuka. Bagusnya lagi di Mesjid ini orang masih boleh dan aktif melakukan sembahyang. Pengunjung didalam boleh mengambil tempat sendiri-sendiri dipojok mana yang mereka anggap nyaman untuk sembahyang tanpa menunggu jadwal waktu sembahyang muslim umumnya. Agama apapun boleh masuk ke Mesjid ini, dan ini menjadi Mesjid kedua yang pernah saya masuki sebagai seorang non muslim.
Jadwal buka-tutup Mesjid Sultanahmed






Topkapi
Topkapi, merupakan kediaman resmi Sultan Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun, saking luasnya istana ini mampu menampung 4.000 an orang didalamnya. Tempat ini sejarahnya konon banyak menyimpan barang-barang bersejarah peninggalan para Nabi bahkan juga dari Ka’bah. Dan ini tentu saja mengakibatkan pengunjung yang masuk kedalamnya tidak boleh mengambil foto demi menjaga peninggalan tersebut. Disini tersimpan tongkat Nabi Musa, Nampan Nabi Ibrahim, Pedang Raja Daud, Jubah Nabi Yusuf, dan barang-barang peninggalan Nabi Muhammad SAW, anak istri dan teman-temannya.
Entrance fee untuk Topkapi ini 60 Lira (Rp. 150.000,-) dan anak yang berumur 8 tahun ke bawah bebas biaya.

Grand Bazaar
Grand Bazaar dalam bahasa Turki adalah Büyük Çarşı mengandung arti sebagai Bazar tertutup (Kapalıçarşı)
Tempat ini adalah pusat perbelanjaan oleh-oleh sebenarnya. Menjadi perpaduan Souk dan Medina kalo kita bandingkan ke sebuah pasar di Maroko. Saya sebenarnya kurang menyukai tempat ini. Tempatnya luas sekali, mereka menjual barang apa saja, dari yang tradisional hingga moderen, dari bahan makanan, pakaian hingga tetek bengek lainnya. Tempatnya komersiil sekali dan para penjual didalamnya lumayan agresif. Kita juga harus extra berhati-hati dengan scam dan copet disini karena terlalu padat pengunjungnya.
Grand Bazaar, saya tidak punya foto bagus disni















Kenapa saya kok masih kesini juga kalau tidak suka? Karena tempat ini menjadi sebuah Bazar terbesar di seluruh dunia dan pada tahun 2014 menjadi pasar no. 1 dengan pengunjung terbanyak di dunia. Selain itu Bazar ini dibangun dalam bentuk labirin yang cantik. Ada 61 labirin didalamnya sehingga membuat pengunjung terkadang tersesat bahkan tidak tahu kemana keluarnya. Hal menarik lainnya dari bazar yang dibangun pada abad ke 14 ini adalah atap yang dibangun dengan bentuk kubah-kubah menarik dilengkapi dengan ukiran maupun lukisan-lukisan pada atap kubahnya seperti pada istana atau gereja tempo doeloe.


Galata Tower
Galata Tower dalam Bahasa Turki adalah Galata Kulesi . Menjadi Menara yang berumur sekitar 600-an tahun dan menjadi Menara tertinggi di Istanbul. Dengan ketinggian 66 meter dan dimensi 16 meter menjadikannya salah satu icon Istanbul yang terkenal.

pemandangan dari atas kapal saat pulang dari Buyukada
Menara ini tadinya dibuat dengan tujuan untuk mengawasi ke dalam Kota Istanbul. Untuk mencapai Menara ini masih bisa dilakukan dengan jalan kaki dari Sultanahmed atau Hagia Sophia, tapi saya sarankan lebih baik naik metro atau tram, yang jika naiknya dari halte Hagia Spohia bayarnya Cuma 3 TL, stopnya di stasiun Karakoy lalu jalan kaki menanjak menuju menara.


Bosphorus
Bosphorus berasal dari Bahasa Yunani yang berarti Selat.
Selat Bosphorus menjadi pemisah antara Turki bagian eropa dan Turki bagian Asia, menghubungkan laut Marmara dan laut hitam. Selat Bosphorus di jaman itu menjadi jalur terkenal perdagangan rempah-rampah dan di gunakan sebagai jalur perang oleh Fatih Sultan Ahmed untuk menyerang Konstantinopel (Istanbul) dan mengalahkannya.

Jembatan Bosphorus
Selat Bosphorus memiliki 2 jembatan penghubung antara Eastern side dan Western side yaitu Jembatan Bosphorus dengan panjang 1,074 km (dibangun tahun 1973) dan Jembatan Fatih Sultan Mehmet sepanjang 1,090 kmr (dibangun tahun 1988), keduanya berjarak 5 km.
Disekitar Selat Bosphorus ini memiliki banyak pulau-pulau kecil yang bertebaran.
Untuk menyusurinya bisa dilakukan sendiri secara independent karena sudah memiliki pelayanan kapal ferry regular dari pulau 1 ke pulau lainnya. Harga tiket kapal ferry yang terbilang murah dan memiliki jadwal lengkap, murah dan teratur membuat kita tidak memerlukan tour guide atau jasa paket wisata sama sekali.
Hal-hal yang bisa di nikmati sepanjang selat Bosphorus adalah Mesjid Ortakoy dengan latar belakang jembatan Bosphorus dibelakangnya. 
Maiden Tower sebuah istana kecil yang berada di tengah selat dan dibangun Sultan untuk putrinya yang mati akibat terpatuk ular. Konon katanya hal tersebut telah diramal oleh peramal kerjaan , sehingga dibangunlah istana kecil ditengah laut ini. Namun takdir tidak bisa ditolak, sang putri tetap di patuk ular yang telah menyelinap dalam keranjang buah yang dibawa oleh pelayannya ke pulau itu.
Juga ada Benteng Rumeli Hiseri yang dibangun oleh Sultanahmed untuk mengawasi Konstantinopel dan menjadi benteng penjaga keamanan di sepanjang selat.
melihat istanbul dari atas kapal ferry

Yang paling menarik bagi saya adalah mengunjungi pulau Büyükada karena pulau ini menjadi pulau yang terbesar disana dan menjadi sebuah grup pulau yang dinamakan 9 Prince island, pulau milik 9 pangeran. Di pulau ini tidak diperkenankan memakai kendaraan bermesin seperti mobil atau motor. Jadi persis seperti di Gili Trawangan. Jadi menjelajahinya hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki, naik sepeda atau naik kuda.
Penduduk yang menempati pulau ini adalah orang-orang kaya dari Turki dan para pekerja yang bekerja di bidang tourism, hospitality dan service.

Schedule Kapal
Melakukan Bosphorus cruise itu tidak susah. Selat ini berada di luar Istanbul namun tidak jauh. Bisa di capai dengan menaiki kapal ferry yang tersdia secara regular. Untuk melakukan perjalanan kesini itu murah dan gampang aja caranya, pergi saja ke terminal/station/pelabuhan Eminönü. Nanti tanya saja kepetugas di gerbang entrée kapal yang jurusan mana di mana naiknya, pasti akan diberitahu dengan ramahnya. Untuk ticket kapal bisa langsung menggunakan Istanbulkart *yg bisa kita pakai buat tram atau subway juga* Dan jika mauke Büyükada saya ambil sebagai contohnya, perjalanan di tempuh kurleb 1 jam 45 menit, tiket seharga 5, 20 TL(Rp.13.000)/ org, tapi dalam perjalanan balik kami membayar 10 TL(Rp.25.000)/org, mungkin karena kami naik kapal yang berbeda.
Untuk yang mau experience Istanbul lumayanlah , saya sarankan nggak perlu ikut tour-touran karena semua serba gampang dan mudah, yang penting ada keberanian.
Catatan: Jika ingin naik kapal Ferry saat ngantri di loket mintalah time table kapal, supaya bisa tahu jadwal pulang -perginya kapal sehingga saat asik menikmati suasana tidak ketinggalan di pulau.🤣
Semoga tulisan ini bermanfaat.

*Bersambung ke...
*Cappadocia si Negeri Dongeng
*Pamukkale Tempat Permandian Cleopatra