Sabtu, 20 Januari 2018

MERETAS IMAGE MU

PENGALAMAN NAIK KAPAL PELNI
https://www.facebook.com/ganyau/posts/10157110404686562
Everybody goes different way to see the same things!
Hello semua hari ini saya mau berbagi tentang pengalaman naik kapal.
Mungkin diantara kalian akan ada yang nyinyir atau bahkan ada yang bilang gokil. 
Lebih parahnya lagi mungkin akan ada yang bilang karena ngga ada duit kalee! ðŸ˜‚
Sekarabmu lah mau berpikir apa itu enggak penting buat saya.
Disini saya hanya mau berbagi kalo travelling itu tidak usah selalu mewah tapi bisa juga dilakukan dengan cara yang murah.
Yang penting jangan gengsi dan harus tahan banting. Yang penting kita membuka diri untuk mendapatkan banyak pengalaman hidupnya.
Alasan transportasi mahal melangit dan tidak logik ditambah tidak nyamannya trip dalam negeri lah yang membuat ku sering membandingkannya (kalkulasi biaya dan waktu) dengan trip luar negeri dan akhirnya lebih memilih trip ke luar yang notabene prestisius dan bergengsi. Aha!! Lagi pula aku kan memang tinggal di luar?? Laah mending dimanfaatin aja kan?Akhirnya lupa, kalo aku pun punya negeri yang sama indahnya dengan negara luar.
Kebingungan memutuskan trip akhir tahun karena waktu kami yang pendek, suami yang tidak menyukai type trip menderita, membuat rencana2ku susah.
Bolak balik bingung menentukan antara Togean dan Labuan Bajo. Membuat aku malah membeli penerbangan ke Makassar, padahal aku sudah menghubungi agen Tour Beborneo yang ku sebelumnya ku pake ke Derawan. bahkan sudah ku Dp open tripnya saat masih berada di Jerman.
Kami siap hilang dp kl seandainya mengubah trip kami ke Togean.
Kesel dengan suami yang ribet yang tidak ingin travel susah membuat otak nakal ku ingin mengetesnya sampai ke batas limit, membeli ticket tanla persetujuannya. Aku booking ticket online, ticket Kapal PELNI melalui internet. 
https://www.pelni.co.id/reservation/schedule/. Pembayaran bisa dilakukan dengan transfer melalui ATM BRI.
Aturan Pelni bahwa Ticket Pelni yang di beli online harus ditukar paling lambat 24 jam sebelum keberangkatan agak menyulitkan. Aku panik karena posisi kami berada di pedalaman tak mungkin tukar ticket tepat pada waktunya.
Perjalanan 10 jam sepanjang malam dari kampung kami di Linggang membuat kami tiba pagi buta di Balikpapan dan langsung terbang ke Makassar. Masih coba ke Kantor Pelni untuk tukar ticket, kantornya tutup karena suasana Natal, kami panik.
Bersandar di Pelabuhan Labuan Bajo
Aku menelpon call center 162 dan menceritakan masalahku. Ternyata mereka bisa menerima alasan. Katanya kalo memang sulit bisa sajalah di tukar 3 jam sebelum keberangkatan.
Tanggal 27.12.17, 3 jam sebelum keberangkatan kami ke pelabuhan. Saya langsung menuju pos polisi dan provos di pintu masuk gedung. 
Surprise tak terhingga kalo ini exist di Indonesia. Mereka menolong kami dengan ramah bahkan mencari seseorang Bapak Polisi yang bertugas membantu kami untuk menukarkan bukti pembayaran online kami ke dalam bentuk tiket. Mengantar kami ke atas kapal melalui jalan VIP kapal. Membantu kami mendapatkan porter dan kamar tersendiri di atas kapal. Aaahh terima kasih banyak pak polisi.
Saat berada di dalam kamar ketika pak polisi sudah pergi datanglah seorang pelayan kapal datang..ngomong basa basi yang akhirnya ternyata minta uang jasa pemberian kamar. Rp. 150.000 yang dimintanya. Kami memberinya krn pak polisi td sdh berpesan jika dimintai uang sama petugas harap kasih aja spy lancar.
Belakang kami baru tahu petugas ini juga minta uang jasa Rp. 500.000 utk kamar disebelah kami padahal kamarnya sama panas dan berkecoa seperti milik kami. Bedanya kami diperbolehkan menggunakan kamar dan toilet hanya untuk kami sendiri. Pasti karena pak polisi itu.
Kami tidak melalui tangga tp jln VIP disana
Kaget dengan harga pelni yang sangat murah, Dewasa Rp. 176.000 untuk rute Makassar-Labuan Bajo. Ber 3 aku suami dan anak kurang Rp. 500.000, bangga dengan pelayanan pak polisi tadi mulai sedih dan bertanya tentang existensi Pelni. Akan lebih baikkah jika Pelni tetap seperti dulu? Di biarkan ada kelas2 nya sehingga penumpang tidak perlu menyogok dan uang bisa masuk kas negara? Tempat dan kelas yang enak diatas kapal pasti masih di butuhkan.
Aahh JOKOWI Presiden tercinta ku andaikan kau tahu soal ini. Dilema dan Mafia dia atas kapal.
Bagi yang berkeinginan dan mencoba naik kapal seperti diriku. Bawalah bekal sendiri yang tahan lama ke atas kapal. Karena makanan diatas kapal itu enggak enak banget. Lain dengan kami, kami kalo cuma 18 jam mah tahan puasa. Minum kopi mix/white seharga 6.000 yang dan aqua kecil 10.000 bagi kami cukup. Kalau nggak tahan banget masih bisa beli pop mi rp. 15 ribu/bungkus.
Demikian, naik kapal tu gak bikin matek! Untuk diriku sendiri aku gak akan kapok naik kapal dan bahagia karena bisa membuat pengalaman baru.
* Hidup yang datar2 saja itu membosankan.*
* Tunggu cerita lanjutan tentang Labuan Bajo*
********
Catatan; Kebijakan baru Pelni yang baru hampir semua kapal sekarang menghapus sistem kelas. Jadi seandainya kalian mau naik kapal, stlh naik kapal carilah bagian informasi dan bernegosiasilah disana.



Suasana penumpang dek

Lelaki ber-attitude di Pulau Kelor


Respek untuk sang Guide.

Rasa kagum dan respek ku untuk seorang guide membuatku menuliskan tulisan ini.
Faris

Setiap kita melakukan perjalanan pasti akan ada guratan2 perjalanan yang sangat membekas. Begitu juga perjalananku ke Flores ada goresan yang tersisa. Bukan hanya karena alamnya yang indah nan eksotik tapi ada satu tingkah kecil anak manusia yang mampu menggugah rasa dalam hati
menimbulkan rasa kagum dan hormat akan sikapnya.
Dia adalah Guide tourist kami yang bernama Fariz yang menemani kami sailing di Labuan Bajo. Sikapnya sederhana bahkan terkesan malu2.
Pagi terakhir dalam jadwal sailing kami, kami menuju Pulau Kelor yang letaknya tidak jauh dari Dermaga Labuan Bajo.
Tujuan kami kesini adalah snorkling dan trekking sampai ke Puncak Kelor. Pulau ini adalah pulau terakhir dan pulau penutup dari trip kami.
Pulau berkemiringan 45 derajat ini sangat mini menurutku. Berpantai kecil mungil namun berpasir putih halus bersih. Memiliki ketinggian yang tidak terlalu tinggi namun dipastikan memiliki pemandangan yang spektakular jika kita mampu naik ke puncak sana.
Small beach of Kelor Island
Ketika kapal bersandar aku dan anak ku yang berumur 7 thn memilih langsung turun snorkling. Suami memilih untuk ngaso di kapal saja karena kulitnya habis kebakar. Guide kami memilih menonton kami dari jauh sambil duduk dibawah pohon di pantai.
Pulau ini tidak berpenghuni, namun karena posisinya yang tidak jauh dari Labuan bajo(kelihatan) maka orang yang mau mendatangi pulau ini cukup mendatanginya dgn boat pulang balik dari dermaga Bajo jika mau.
Saat itu pun tidak banyak pengunjungnya cuma ada segelintir group turis tiongkok yang bersuara riuh ribut seperti biasanya. Mereka sama sekali tidak menikmati keheningan dan keindahan yang ada namun hanya sibuk action untuk video dengan drone yang mereka bawa, sibuk selfie utk memenuhi ego pamer mereka di sosmed. Barangkali!
Fariz menawarkan aku trekking ke puncak. Takut rugi jika tidak naik ke atas ku iyakan saja walaupun malas karena hari sudah meninggi panas. 
Kami merangkak naik, jalan tanah setapak berbatu lumayan curam dan berbahaya. Sekali salah injak bisa langsung jatuh dan terguling sampai ke dasar. Mencapai puncak rasa capek lunas terbayar dengan magic pemandangan yang indah eksotik.
Saat saya sibuk memotret saya melihat Fariz sibuk sana sini bolak balik keluar masuk semak yang meninggi sambil membawa bungkusan kresek.
Penuh heran saya bertanya apa yang dia bawa? Jawabnya; ngumpulin sampah2 yang dibuang pengunjung untuk dibawa turun ke kapal dan nantinya bisa buang di bak sampah di daratan Labuan Bajo.
Terpana dan terkesima aku menatapnya.
Faris... Kau telah membuatku jatuh cinta.
Cinta akan attitude mu yang telah membuat perbedaan antara manusia biasa menjadi manusia spesial.Kau memberi contoh yang baik. Kau manusia ber-attitude yang jarang aku temui. Aku respek padamu.
Tak nyaman sekedar menumpang selfie aku pun ikut membantunya mengumpulkan sampah. Plastis kresek kami penuh. Kami turun!
Lega hati menemukan suatu sikap yang nyata dari diri seorang guide yang sederhana yang sebenarnya belum pernah kemana2. 
Disini saya mau berpesan; gaizz, para penjelajah, para traveller, pengelana atau hunter profile sosmed. Jika kalian pergi ke suatu tempat, wisata atau bukan jagalah lingkungan yang ada. Bawalah sampah botol minumanmu, bungkus makanan atau bungkus rokokmu pulang. Janganlah buang sembarangan! Simpanlah sampah mu sementara sampai kau bisa membuangnya di tempat yang tepat.
Fariz, Ingin ku kau tahu bahwa aku menulis tentang mu. Aku bangga pada mu lelaki ber-attitude. Teruslah menjaga pulau surgamu.
Love and Happy travelling, jangan lupa juga save environment!
Pulau Kelor 2 January 2018.
Boat kami
Pulau Kelor dari Kejauhan

Jalan ke atas  harus merangkak pelan