Selasa, 24 April 2018

Menginap gratis dan Bodyguard Gratis di Venezia



Venezia, Italy

Akomodasi dan Transportasi
Sebenarnya jalan-jalan ke Italy ini tidak ku rencanakan sama sekali.
Diluar jadwal libur tetap tiba-tiba Sekolah Ribka ada libur pada hari kamis karena para guru ada meeting, sehingga hari Jum’at adalah hari kejepit. Tiba tiba muncul di otak Nomaden ku untuk pergi kemana aja. Ngetrip...!!
Yang terlintas langsung dalam kepala adalah Venezia, padahal aku sudah pernah kesini 13 thn yang lalu ;)
Lalu iseng-iseng aku mengecek ticket di internet. Ehh kok murah banget yaaa..Naik Bus cuma 36 euro doang/one way dan naik pesawat Cuma 65 Euro pakai Ryan Air. Tanpa pikir panjang langsung ku beli. Aku pergi berdua Ribka saja, sedangkan ponakan ku Karina Silo lebih memilih jalan-jalan ke Berlin, alaahh..kalo ke Berlin mah rugi dia kataku!!

Mau tinggal dimana ??
Seperti biasa kalo mau ngetrip akan selalu muncul pertanyaan ini di benakku.
Di hotel atau lewat Airbnb atau alternatif lain? Kalau memilih Center Venezia memang dekat dengan obyek wisata dan kemungkinan bisa hemat waktu. Tetapi kalau mau tinggal di center selain harga Hotel yang mahal juga kondisi kota Venezia yang tidak membolehkan kendaraan bermotor dan mobil masuk ke dalamnya, atau berjalan kaki.

Venezia adalah Kota Romantis nan indah, Kota Kuno yang mengapung di atas air yang terkenal dengan ratusan Canal dan Gondolanya, mulai di bangun pada abad ke 7. Didalam kota ini tidak ada kendaraan bermobil, bermotor, Bus atau Kereta. Semua kendaraan hanya boleh dikendarai sampai Stasiun Santa Lucia yaitu gerbang masuk ke pulau Venezia. Dari sana kita hanya bisa berjalan kaki untuk mengunjungi semua obyek wisata, atau bisa juga dengan membayar taxi kapal. Jadi kalo mau tinggal tepat di dalam kota berarti harus siap menggeret Koper naik turun tangga, naik turun perahu atau jalan berkilo-kilo dengan mengeret koper untuk bisa sampai ke hotel.

Untuk bisa masuk ke kota ini kita hanya bisa memasukinya dengan berjalan kaki atau melalui Gondola atau perahu motor yang di kenal sebagai Water Bus transport.
Ada ticket  yang berlaku 1 jam seharga 7,5 euro/orang,  atau ada ticket yang berlaku 24 jam seharga 20 euro/orang, atau 2 ticket yg berlaku utk 2 hari seharga 30 euro/orang.
Dengan ticket-ticket ini kita bisa pergi kemana saja sesuai keinginan, juga bisa stop dimana saja di pelabuhan-pelabuhan yang tersedia. Tinggal lihat schedule waktu dan arah water busnya saja.
Sebelum masuk ke dalam Water Bus, ticket yg kita beli harus di scan dulu di mesin scanner ticket untuk memvalidasi ticket yg kita beli.Biasanya mesin validasi diletakkan sebelum jalan turun naik ke kapal. Kalo ticket tidak di scan validasi, maka ketika ada pemeriksaan ticket kita bisa ditangkap dan di kenakan denda 80 euro. Jadi mending tidak usah pura-pura lupa yaa para traveler…polisi tidak menerima alasan apapun.



Menurut ku cara terbaik adalah menginap di Mestre. Mestre berada tepat di pinggiran Venezia dimana semua kereta dan Bus dari berbagai jurusan akan lewat disini jika ingin ke Venezia. Disekitar Stasiun Mestre ini banyak sekali hotel bertebaran, dari yang murah sampe yang mahal-mahal. Juga kalo pengen nginap via Airbnb juga banyak pilihan. Semua harga juga jauh lebih murah di bandingkan Venezia. Jangan panik dengan cara dan biaya ke Venezia, dari sini naik kereta ke Stasiun Tranchetto di Venezia Cuma 2,5€ sekali naik, jadi nggak mahal juga.

Bingung memilih tempat tinggal, akhirnya ku hubungi seorang teman yang tinggal disini.
Dia seorang polisi, aku sebenarnya tidak tahu dia itu polisi apa, karena aku juga ogah nanya-nanya detail pekerjaan orang. Yah tunggu ketemu ajalah akan kutanya detailnya pikir ku..hahaha... Sekarang ini aku hanya mau kasih tahu kalo aku mau ke Venezia dan mau minta tolong apa dia mau menampung aku dan Ribka dirumahnya barang 3 malem..Masih suka yang gratisan hahaha...

Teman polisiku setuju menampungku di rumahnya asalkan aku mandiri disana dan tidak bikin kacau rumahnya karena membawa anak kecil, hahaha...
Selesai sudah masalah tempat tinggal, aku tidak jadi tinggal di Hotel, tempat tinggal teman ini diluar kota Venezia tapi tidak jauh sekitar 30 menit aja. Tidak apa-apa pikirku, kan jadi bisa lihat-lihat dan mengenal bagian lainnya dari Italia.

Perjalanan Yang Tak Terlupakan
Pernahkah kalian bayangkan sebelumnya kalo hidup kalian bakalan sangat tergantung sama Handphone dan GPS? Kalau iya itu berarti kalian lahir di jaman now.

Orang Italia itu sangat ramah, gampang diajak ngomong, gampang di ajak becanda, gampang konyol-konyolan. Jalan-jalan di Venezia itu gampang karena memang daerah ini turistik banget jadi nanya orang dimana-mana juga pasti banyak yang ngerti bahasa Inggris. Kalo ngga tahu cara beli ticket kereta di mesin automatis aja pasti ada yang mau nolongin kalo kita minta tolong.

Polisi itu
Teman tempatku menginap di Italia adalah seorang polisi kenal dari couchsurfing, dia seorang polisi spesial yang menangani teroris, mafia, narkoba bea cukai bahkan para pejabat dan pengusaha yang korupsi yang menyalahi aturan. Beberapa tahun yang lalu dia bahkan menjadi Bodyguard para menteri di Venezia.
Tinggal dengan dia kami merasa sangat aman, tiap hari dibawa jalan-jalan keliling Venezia. Bahkan Terkadang serasa bagaikan orang penting karena aku dan Ribka selalu dikenalin ke orang-orang yang dia sapa sebagai tamunya di Italia.
Hati bungaaahh...pokoknya..!!
Orang bilang, jangan suka men-judge seseorang dari penampilannya. Demikian juga dengan teman polisi ku. Penampilannya biasaaa buangeett... Tapi jangan salah, dia memiliki koneksi tingkat tinggi dengan para orang kaya dan owner-owner usaha disana. Ini saya tahu karena kemanapun kami berjalan disana, selalu ada aja yang menegurnya dan mengundang kami minum atau ngopi gratis di tempat mereka. Sepertinya dia sangat di hargai dan dihormati.
Bahkan di tempat antrian naik kapal kami tidak perlu ikut ngantri, tinggal "follow me" saja.
Di tempat parkir mobil kami tidak perlu membayar parkir kami bahkan  boleh langsung masuk ke parkiran dengan cukup mengeluarkan kartu identitasnya saja.
Heemmm...Kereeen kaan...!!!
Satu hari dia tidak bisa nemanin kami jalan karena sibuk kerja. Jadi aku dan Ribka jalan-jalan sendiri aja. Berbekal Hp yang bisa ku gunakan sebagai GPS dan translator, aku percaya diri. Apalagi aku sebelumnya kan juga sudah pernah belajar bahasa Itali dikit-dikit jadi siapa takutlah...hahaha...#selalu pede#.
Masalah mulai timbul ketika Hp ku mulai ngedrop. Aku kebanyakan ngambil foto dan Video, sementara Power Bank ku ketinggalan di Jerman saat berangkat. Takut battery habis aku berhenti mengambil foto, menghemat tenaga Hp yang mulai sekarat supaya masih bisa menggunakan GPS pulang ke rumah. Idiiihh rugi banget kaan....

Hari merambat petang, kulihat jam tangan sudah menunjukan jam 8 malam. Ribka mulai merengek karena capek. Aku putuskan membeli ticket bus untuk pulang. Dalam bus arah pulang sopir kurang baik, ketika aku tanya di halte mana aku harus turun untuk daerah tempat tinggalku, sopir ngga mau bicara dan ngga mau layani mungkin aku dikiranya bagian dari para Rohingya. Mereka tidak terlalu ramah untuk urusan ini. Akibatnya aku kelewatan satu halte! Jaraknya kelewatan sekitar 1 kilo meter balik kearah belakang.
Setaannn...!!
Sumpah serapahku berhamburan untuk sopir. Setelah berjalan sesaat Hp ku mati total.
Kami terus berjalan menyusuri jalan utama sambil coba-coba mengingat arah jalan pulang. Lalu Ribka mulai merengek kebelet mau kencing, capek dan nangis karena takut ngga bisa pulang. Tidak ada semak tersembunyi atau tempat yang terlindung untuk pipis aku lirak lirik sana sini cari toko buka atau warung kecil, tapi semua sudah tutup. Sama seperti di Jerman rupanya kalau jam 8 malam keatas daerah yang bukan tempat tourist took-tokonya pasti sudah harus tutup semua. 
Mana hari ini hari Minggu lagi, pastilah semua pada tutup.
Berjalan beberapa saat akhirnya kami menemukan sebuah Restaurant besar dan bagus yang buka. Wuaaah, pasti mahal ini gumamku ke Ribka.
Ah ayo masuk ajalah. Ngga perduli mahal lagi yang penting di dalam nanti kita bisa ngecas Hp dan bisa pulang pikirku.
Masuk restaurant pesan sesuatu ini adalah trik saudara-saudara, tidak ada yang mau ngasih ngecas gratis tanpa membeli disini... hahaha..

Dengan bahasa Italy semampuku aku bilang kami mau makan malam disana, tapi sekalian mau nge-charge Hp karena kami tidak bisa pulang kalo tidak ada GPS, kami getting lost. Jujur banget deh pokoknya yang penting mereka bisa kasihan dan mau membantu meminjamkan charger-nya untuk mengecharge Hp ku.

Restaurantnya bagus, makanannya juga enak aku dan Ribka sengaja memesan menu lengkap, mulai dari Starter, Main Course sampai ke Dessert-nya supaya duduknya bisa lama-lama dan Hp bisa di charge penuh. Aku bahkan sengaja memesan wine yang baik supaya dianggap ngerti budaya sono… #akal busuk! hehehe…
Setelah duduk makan 2 jam, aku membayar bill, pemilik restaurantnya sendiri yang melayani pembayaranku. Lalu aku meminta Hpku yang di charge di ruangan kantornya kembali. Sambil berbasa basi memuji makanannya yang enak dan dekorasi restaurantnya yang bagus aku menjelaskan kembali kalo aku ngga sengaja makan kesitu karena Hp ku kehabisan battery dan aku ngga bisa pulang ke rumah karena ngga ada GPS.

Sambil berharap mereka mengenal temanku yang polisi aku jelaskan pula bahwa kami menginap di rumah seorang teman polisi yang bernama Pino, sekalian biar ngga di remehkan maksudnya.
Karena perasaan satu kota Venezia aja mengenal Pino masak sih orang kota pinggiran yang satu kecamatan dengan dia ngga kenal?
Owner bertanya, “apa Pino itu polisi Guarda de la Financia? “ Aku jawab “Sì, Sì.. “ aja yang artinya dalam bahasa Italia iya. Padahal aku juga ngga tahu apa itu maksudnya polisi Guarda de la Financia..hahaha.
Lalu setelah itu Bapak pemilik restaurant langsung bilang, “Ooo kami kenal polisi itu.”
“Oke ngga usah khawatir, istri saya akan antar kalian pulang ke rumah naik mobil”.
Wuiihh bagaikan dapat durian jatuh, aku pura-pura nolak padahal dalam hati pengen loncat ke sampe langit! Oh Tuhaann, betapa senangnya kami dapat pulang ke rumah, tanpa harus jalan kaki tanpa harus panik bahkan dapat service VIP lagi.
Ini sungguh rejeki anak soleh...!!

Tujuan Wisata di Venezia
Burano dengan Rumah warna warni dan Labirinnya
Venezia adalah terdiri dari beberapa gugusan pulau-pulau, pulau utamanya adalah Kota Venezia. Namun di sekitarnya di kelilingi oleh pulau-pulau indah dan terkenal dengan keunikannya sendiri sendiri. Misalnya Pulau Burano dengan rumah uniknya yang penuh warna warni, labirin rumah khas Burano sering menjadi bagian target obyek utama turis yang datang ke Venezia. Untuk sampai kesini memerlukan sekitar 40 menit dari Pelabuhan Santa Lucia dengan menggunakan Water Bus.
Jika ingin menimati laut, Pulau Lido adalah satu satunya pulau yang memiliki pantai untuk tempat berenang dan berjemur di Venezia. Tapi berenang dan berjemur disini tentunya hanya bisa dilakukan saat musim panas. Dimusim lain maka pesisir pulau ini akan menjadi sepi dan kosong. Ya iyalah...siapa yang mau dingin membeku di pantai?
Lido juga memiliki kota dan bangunan bangunan unik di dalamnya, mungkin jalan kaki sekitar 1 jam aja kita sudah kelar mengelilinginya. Jadi walaupun ngga bisa mantai, pulau ini masih layak untuk di kunjungi.
Pulau Murano, terletak dibagian utara Venezia panjangnya cuma 1,5 kilometer dengan jumlah penduduk sekitar 6.000 jiwa yang sangat terkenal dengan berbagai kerajinan Blown Glass nya yaitu kerajinan dari kaca yang dibuat secara manual dari oven api yang suhu tinggi. Kerajinan ini dibuat dengan berbagai macam bentuk, ada vas vas bunga cantik, piring piring juga berbagai macam lampu antik dan kristal. Juga berbagai macam bentuk souvenir. Kerajinan kha
s Murano ini sangat terkenal diseluruh dunia.
Para turis bisa masuk dan melihat proses pembuatannya, namun mereka harus membayar. Aku dan Ribka sangat beruntung bisa memiliki Pino yang memiliki banyak akses special, sehingga untuk masuk ke tempat ini kami bisa masuk gratis karena pemilik perusahaannya adalah orang Pino kenal dengan baik. Ribka bahkan diberi hadiah Kuda gratis oleh si Bapak yang pernah menjadi direktur sepak bola Italia ini. Kami juga di bawa keliling si Bapak untuk melihat koleksi pribadi, saya hanya bisa menahan napas takjub tapi demi sebuah kesopanan menahan diri untuk tidak memotret apa pun yang saya lihat. Batas kesopanan Eropa!!
Kota Venezia tujuan wisata utama memiliki tentu saja luar biasa. Kalo mengunjungi kota ini disarankan untuk tidak memakai hak sepatu tinggi karena jalannya yang naik turun tangga, berbatu dan tidak datar. Seperti yang sudah saya sampaikan diatas, Venezia adalah kota di atas air. Tidak ada kendaraan bermotor didalamnya, semua dilakukan dengan berjalan kaki atau kita bisa mencapai bagian satu dengan bagian lainnya dengan naik Water Bus, taxi kapal sebenarnya. Disetiap bagian pulau Venezia ada pelabuhan pelabuhan taxi kapal ini. Untuk mencari jalur tujuan yang kita inginkan cukup melihat schedule kapal yang di gantung di depan pelabuhan dan mencari no kapal sesuai dengan tujuannya sendiri sendiri. Kalo saya menyarankan lebih baik jalan kaki saja, karena justru dengan berjalan kaki kita bisa lebih dekat nyampainya. Kecuali mau nyeberang ke pulau pulau lainnya baru disarankan naik boat.

Tujuan Menarik dalam pulau Venezia
  1. Markus Square ; adalah sebuah tempat wajib kunjung di Venezia. Ditempat inilah Gereja Kathedral  Basilica San di Marco yang sangat terkenal itu berada yang terkenal juga sebagai gereja Emas. Lihat gugel aja untuk informasi lengkapnya. Dari San Marco ini banyak hal yang bisa di kunjungi, bisa langsung ke Campanile di San Marco sebuah Bell Tower. Lalu ke Palazzo Ducale Bangunan dengan arsitektur uniknya. Dari sini juga di depan sana ada terminal Water Bus yang menuju hampir ke segala arah terminal Water Bus lainnya
  2. Jembatan Jembatan terkenal.
Rialto Bridge adalah jembatan yang unik. Jembatan yang paling dicari oleh wisatawan dan fotographer dan merupakan objek must be there must be selfie wisatawan. Jembatan ini hampir persis seperti jembatan yang ada di Florence. Sebenarnya selain Rialto juga masih banyak jembatan jembatan indah dan unik lainnya di Venezia seperti Ponte della Paglia atau Bridge of Sight.  Jembatan ini menghubungkan Doge’s Palace rumah putih bagus yang sebelah kiri ke sebuah penjara yang berada di sebelah kanannya yang bangunannya Cuma berbata merah tanpa plesteran. Untuk pemandangan ini kita mengambilnya dari jembatan
Ponte della Paglia
Naik Gondola gratis karena teman polisi itu



* Cerita saya potong disini dulu, tunggu kelanjutan cerita seru selanjutnya.
*Maaf tidak banyak foto di hari ini krn Hp ngedrop
* Jangan lupa baca ceritaku lainnya di blogku ;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar