Kamis, 17 Oktober 2019

Pengalaman Nyetir sendiri ke Bosnia



 Keramahan Orang Bosnia bikin Jatuh Cinta


Saya mau berbagi pengalaman saya travelling berdua saja dengan anak perempuan saya yang baru berumur 9 tahun. Kami mengelilingi Bosnia dengan membawa mobil sendiri dari Jerman.  Dan saya yang menyetir sendiri sampai trip selesai.

Beberapa waktu yang lalu sebelum keberangkatan trip ini, saya pernah memposting di wall Backpacker Dunia menanyakan tentang situasi dan kondisi jalan di Bosnia terutama pembayaran system pembayaran tolnya.

Disini saya mau berbagi, bahwa system tol di Bosnia sama dengan system tol di Indonesia. Bedanya di Bosnia kita bisa membayar dengan cara cash atau pakai credit card.
Perjalanan ke Bosnia ini adalah perjalanan lanjutan yang saya lakukan setelah saya selesai mengunjungi beberapa tempat Serbia.  

Perjalanan ke Mokra Gora, Serbia yang kayak ular naga, membuat saya sudah gak takut dan gentar lagi melakukan perjalanan ke Bosnia meski menurut banyak review, sereeem....

Tadinya saya pengen mengunjungi Sarajevo tapi setelah melihat Sarajevo almost "nothing" to see, untuk menghemat waktu saya langsung saja menuju Mostar. The most must see in Bosnia.
Awalnya saya sudah berjanji ke suami bahwa tidak akan melakukan perjalanan di malam hari, akhirnya melanggar janji. Maafkanlah! 🤣 Akibat terlalu banyak nyangkut di seputaran Mokra Gora saya meninggalkan border control Mokra Gora sudah jam 4 sore padahal ke Mostar itu butuh waktu 5 jam menurut google, itupun kalau tidak singgah-singgah. Dan menurut jalan yang di tunjukin Google map kelok-keloknya lebih ngeri lagi. Tapi aku sudah bener-bener yakin kalo aku sudah mantap dan berani!

 
Sudah sore gitu aku masih sempat-sempatnya melewati Višegradska Bosnia yang terkenal itu, juga selalu tidak kuat untuk tidak berhenti sejenak ditempat-tempat cantik untuk mengambil foto.
Ternyata setelah Desa Višegrad itu sudah nggak ada kampung lagi, bahkan hingga 40 km sebelum kota Mostar jalanan kosong melompong kayak kuburan 😭😭. Dan 20 km sebelum Mostar baru rumah-rumah ada penerangan.

Setelah Visegrad, jalan-jalan berkelok kayak usus kelipat itu pun mulai nampak. Untungnya menurutku, walaupun jalan berkelok dan jelek, jalannya sih masih lebih bagus jika dibandingkan jalan jelek di Indonesia. Cuma ngerinya itu karena disepanjang jalan tidak ada rumah penduduk sama sekali. Jalan sepiii, disepanjang jalan bahkan tidak ada penerangan jalan sama sekali. Kiri dan kanan hanya gunung batu menjulang tinggi dan lembah ngarai yang ada. Kepeleset dikit dengan mobil bisa masuk jurang.


Ada banyak tunnel disini menembus gunung batu, semuanya masih gelap dan tidak berlampu. Kebayanglah rasa ngeri itu semakin lengkap. Aku yang rasa-rasanya bukan seorang penakut tiba-tiba terkadang merinding melewati kelok gunung batu yang gelap gulita ini. Tidak takut sama manusia, tapi takut sama hantu🤣🤣

➽  Terkadang, aku juga ada rasa agak takut jika ada mobil yang sepertinya terus membuntuti kami di belakang. Aku bertanya sama Ribka „don’t you think they follow us?” Anakku positive thinking menguatkan, “ Mereka tidak mengikuti kita mama, mereka hanya tidak bisa take over kita karena mobil kita lebih kuat dan lebih cepat dari mobil mereka. Aku percaya anakku. Lagian jalannya sempit dan berjurang, nggak mungkinlah mereka take over, sangat berbahaya.
Sampai di Mostar sudah jam 10 malam. Ternyata di navi Mobil tidak bisa menemukan alamat apartement kami, tamatlah riwayatku. Terpaksa pakai offline Google map yang ternyata membawa kami sesat kesebuah gang yang impossible. Disini cerita dimulai yang membuat saya jatuh cinta sama Bosnia.

➽ Tidak nemu alamat, saya telepon pemilik apartment. ternyata dia nggak dirumah karena lagi naik gunung, Saya disuruh nelpon tantenya aja yang setelah saya telpon ternyata gak bisa bahasa inggris sama sekali. call saya langsung dimatikan. Beruntung didekat tempat saya berdiri ada orang keluar rumah dan menanyakan kami cari apa (bhs inggris) kami kasih tau permasalahan kami. Si ibu kasihan dan mau bantu menelpon si tante pemilik rumah. Baiknya lagi si ibu malaikat ini bilang akan mengantar kami sampai ke apartement yang kami sewa.

Apartement kami yang luas (paling luas diantara yang pernah kami tempati) sangat bersih dan lengkap. Berpemandangan indah dan sangat dekat dengan old town. Harga apartmentnya pun paling murah diantara akomodasi yang pernah kami miliki dalam trip ini, cuma 24€/night. Saya membooking apartement yang bernama Apartement Old Town ini dari Booking dot com tentunya.
Udah malam gitu kami masih mau turun ke old town cari makanan. Ketemu sama anak muda cowok dijalan, kami nanya arah ke jembatan tua yang terkenal itu, eehh malah kami diantar sampe di tempat. Betapa baik dan ramahnya orang disini. Nemu hal yang kuanggap amazing seperti ini dalam sebuah trip, membuat ku jadi sering ingin kembali ke suatu tempat yang sama. Jadi bukan karena tempatnya yang indah, bagus dan mempesona saja, tetapi kebaikan dan keramahan warga lokal yang sangat welcome dan open heart itu lebih menjadi daya tarik kita untuk kembali mengunjungi tempat yang sama.
 ➽
Note :
* untuk ambil foto di Jembatan Mostar bisa di ambil dari 2 sisi. Saya menemukannya secara tidak sengaja akibat selalu jalan nyungsep2 menyesatkan diri.🤣🤣
Cara Pertama ; 
1. Carilah di google map kalian letak Savdran Restaurant, setelah nemu; berjalanlah menurun ke arah sungai, ada jalan bertangga di antara celah-celah tembok dan restaurant, ikuti. Maka kalian akan segera melihat kelompok orang di pinggir sungai yang mengambil foto di tepian kecil yang berpasir seperti pantai.
Jam 10 malam semua sdh sepi
Cara ke 2 ;  jika berjalan dari city center, berjalanlah menyeberang jembatan dan langsung belok kanan sampai kalian menemukan Rumah yang benuansa mesjid atau timur tengah, lewati. Setelah melewati kuburan kuno, masuklah ke dalam sebuah gang yang pertama kali kalian temui. susuri gang itu sampai kesungai. Nanti di ujung, gang itu akan buntu, tengolah ke arah kanan paling bawah, disana ada jalan setapak kecil yang menuju ke sebuah view point bertangga. Tempat ini menjadi the best place to take a picture. tidak ada tourist umum yang tahu. Jadi bisa dipastikan kamu bakalan leluasa foto-foto disana tanpa ada yang mengganggu.

Bensin ; harga bensin di Bosnia adalah yang paling murah diantara negara Balkan. Harga perliter 2,23 BAM (1.14€) atau Rp. 17.800,-
*Bosnia memakai mata uang yang disebut BAM (Bosnia Mark), nilainya converternya € 1 = 1, 95 BAM atau 1 Bam= Rp. 2.000,-

Saat saya berada di Bosnia saya tidak menukar uang BAM sama sekali. saya berbelanja pakai euro atau creditcard saja, atau bahkan dengan uang Dinar sisa saya dari Serbia.

Silahkan juga  baca tulisan saya tentang Serbia, Montenegro yang tak kalah serunya.

Semoga menginspirasi.
Salam, Alce Ganyau

IG : Alce Ganyau
FB  ; Alce Ganyau

Disiang hari Jembatan penuh sekali
 


 
Temukan resto ini untuk menuju ke view point foto
Anak ku nemani si kakek mancing di bawah jembatan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar