Alce Ganyau/Sherazade Studio
Foto Nari Pertama |
Dulu saat mendapatkan pekerjaan di Jakarta tak ku
sangka akan dipindah-kerja-kan ke Bali. Ketika ditanya pimpinan apakah aku
bersedia untuk dipindah tugaskan, aku melongo. Lidahku kelu tak mampu langsung
menjawab karena tak menyangka.
Iya, iya...!!
Tentu saja ku katakan iya. Bukankah ini mimpi yang tak
pernah terlintas dalam tidurku sebelumnya?
Di Bali, mulailah aku dengan kehidupan baruku.
Terkadang seperti udik memang karena banyak hal yang
tidak aku temui sebelumnya. Tercengang...karena ternyata aku punya kesempatan
untuk belajar dan melakukan hal yang lebih banyak lagi.
Ada uang dari gaji, aku tidak berburu tas, sepatu,
baju mengikuti mode. Aku memilih lebih baik menambah ilmu, tambah skill dsb. Aku
sibuk menggunakan uangku untuk belajar Bahasa dll. Berbagai bahasa ku pelajari,
Inggris tentu saja. Belajar Bahasa Jerman, Italy, Perancis, Spanyol karena
memang aku menyukai eropa.Walaupun tidak sampai lancar, lumayanlah untuk
sekedar bisa menyapa basa basi.
Aku tidak sibuk untuk belajar bahasa Bali, karena
seperti kata teman Baliku, aahh..itu tidak bisa menghasilkan uang!!
Hiiihh..sadis..!! Tapi betul, karena belajar itu juga menghabiskan banyak
waktu sebagai support, juga uang tentunya.
Hal baru....untuk sekedar gaul...aku belajar Nari.
Ku pilih belajar Salsa, Cha Cha, Rumba karena suka
Ritmenya yang Asyik (kayak dangdutan).
Guru dari Australia |
Suatu malam di sebuah acara aku terpersona dan
ternganga, dalam sebuah acara, tampillah seorang gadis Australia menari dengan
indahnya. Iramanya seperti dangdut,
ke-Indiaan juga ke-Araban. Ternyata itu adalah Tari Perut, Belly Dance istilah
terkenalnya.Aku langsung jatuh cinta, cinta
akan tarian itu!
Tanpa membuang waktu dan
kesempatan, aku langsung mendatangi gadis itu dan bilang aku jatuh cinta akan
tariannya dan sangat ingin belajar darinya.
Beruntung, orang bule biasanya
tidak banyak basa basi dan sering rendah hati sehingga aku dan temanku mau
diajarin sama dia. Private Lesson, Kursus privat mahal memang. Tapi kami
lakukan karena ingin bisa dan biar tidak hilang kesempatan. Jaman itu mana ada
guru belly dance seperti sekarang. Yaah ngga apa apa nguras kantong deh yang
penting bisa.
Belajar di Jerman |
Belajar dan belajar, exercise seperti orang gila ngga kenal siang ngga kenal malam.
Akhirnya, kesempatan itu tiba.
Aku dan temanku bikin performance pertama disebuah pesta. Meriah dan berhasil!
Kami membuat orang lainnya
terpesona! Banyak yang minta foto, minta nomor telpon dsb untuk undang ke acara
berikutnya…
Huhh…!! Dimana ada kemauan disitu
ada jalan itu bener.
2 minggu berikutnya aku dapat telpon,
minta aku dan temanku nari untuk acara Ultah disebuah resturant.
Sukses!! Tukar
tukar telepon lagi...
Lalu...di undang lagi, di undang lagi.
Akhirnya suatu hari aku dapat telepon dari orang bule,
minta ketemu untuk urusan nari.
Kami ketemu, ternyata dia meminta kami untuk jadi penari tetap di restaurantnya dia. Restaurant Maroko, ngisi narinya malam Sabtu dan Malam
Minggu setiap jam 9-10 malam.
Yaah… jelas aja aku terima.
Lumayan dapat kerjaan sampingan…uang saku bertambah, bisa buat tambah ilmu lainnya
hihihi…
Menari di restaurant lancar,
mulai dapat job nari dimana mana sampai akhirnya dapat tawaran ngajar Nari
dibuah Studio nari milik orang Jerman, seorang Arsitek dan pemilik Hotel di
Bali.
Dari nari di restaurant Maroko dan ngajar nari di Studio milik orang jerman ini, order nari dan ngajar pun semakin bertambah banyak. Sampai akhirnya aku lelah sendiri, Capek pontang panting ngajar sana ngajar sini maka kuputuskan untuk bikin Studio sendiri. Sherazade Studio Belly Dance School itulah namanya. Bos dari Restaurant Maroko yang memberikan nama ini.
Dan…
semua ini masih kulakukan sebagai
Job sampingan. Kerjaan tetapku adalah masih sebagai Assistant Director di
sebuah perusahaan export asing.
Menari dimana mana membuat ku
banyak dikenal orang dan memudahkan access ku ke banyak tempat. Puji Tuhan,
setiap kerja keras itu pasti memberikan hasil yang baik.
Dari uang nariku dan ngajarku
yang lumayan (hah, lebih besar dari gajiku ternyata), aku tetap gunakan untuk
menambah ilmu. Dengan uang nari aja aku bisa pake buat belajar belly dance di
Luar negeri looh… Belajar ke Singapore biar ngga jauh jauh dan mahal hehehe…
Aku nari, di hotel2, di Villa2,
acara ulang tahun, acara kawinan, dll. Jujur…Aku pilih2 acaranya. Terus terang
lebih senang ngisi acara millik orang asing, karena mereka lebih sopan, tidak
pernah bicara jorok dan selalu menghargai kita. Dan tidak pernah menuding kita
melakukan hal “extra” dan meminta “extra” juga. Mereka sangat menghormati Skill
seseorang!!
Catatanku disini :
Bahwa kalo kita ingin mendapatkan
lebih maka kita juga harus berbuat lebih.
Ini sekedar share pengalaman
hidup, lain kali tulisannya aku sambung lagi, semoga bermanfaat.
My Dance Studio |
Cute member in my studio
from my dance studio in a real performance |
in china studio |
in china |
my chinese dancers member in china |
Doing performance with my student in china |
shamadhan |
Performance for Bali Wishmilak Tennis Open, Grand Hyatt |
Perform with my dance troup in China |
Big Performance event in China |
With the Master of Ceremony in China |
Cuties Troupe from my Studio, the blue cuties there was just 4 years old |
was publish in Chinese Life Style Magazine |
Advertiser @ Chinese Dance Studio, China |